
Nusantara1News – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, mengimbau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di berbagai daerah untuk mencari alternatif pembiayaan di luar APBN dan APBD. Langkah ini dinilai penting guna memperluas akses layanan air minum bagi masyarakat.
Menurut Diana, dalam keterangan resminya di Jakarta pada Jumat (15/02/2025), target nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 mencakup peningkatan akses air minum aman hingga 34,15 persen rumah tangga serta cakupan layanan air minum jaringan perpipaan sebesar 38,07 persen. Namun, hingga saat ini, cakupan jaringan perpipaan baru mencapai 19,76 persen, masih terdapat gap sebesar 18,31 persen yang harus dikejar.
Baca Juga : Presiden Prabowo Subianto Mengingatkan Menteri untuk Lebih Teliti dalam Kepemimpinan, Tindakan, dan Perilaku
“Untuk mencapai target tersebut tentunya membutuhkan dana yang besar, sehingga PDAM harus mulai menerapkan alternatif pembiayaan selain APBN atau APBD seperti skema Business to Business (B to B),” ujar Diana seperti yang dikutip dari laman Antara news.
Pernyataan tersebut disampaikan Diana saat menghadiri peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Timur/Kertasari di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi langkah Perumda Air Minum Tirta Raharja dan Pemerintah Kabupaten Bandung yang telah menerapkan skema Business to Business dalam proyek tersebut.
“Sinergi antara pemda, swasta, dan pemerintah pusat ini saya harapkan bisa menghasilkan yang terbaik agar masyarakat bisa mendapatkan air minum. Saya pesan, air dari SPAM ini nantinya harus sudah kualitas air minum, bukan hanya kualitas air bersih,” tegasnya.
Diana menjelaskan bahwa pengembangan SPAM Bandung Timur/Kertasari dilakukan oleh Perumda Air Minum Tirta Raharja dengan dukungan pembiayaan dari PT Moya Indonesia. Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum, juga turut mendampingi dalam proses transaksi proyek ini.
Proyek ini mencakup rehabilitasi dan pembangunan kapasitas produksi baru dengan total kapasitas 1.100 liter/detik serta pengembangan jaringan distribusi menggunakan skema Kontrak Berbayar Angsuran (KBA). Infrastruktur jaringan distribusinya dirancang mencapai 5,7 kilometer dan akan melayani 44.503 sambungan rumah di Kabupaten Bandung serta Kota Bandung. Sumber air proyek ini berasal dari Intake Kertasari (500 liter/detik) dan uprating Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cikoneng (600 liter/detik).
Baca Juga : Indonesia Percepat Digitalisasi, Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Komite Khusus
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Raharja, Teddy Setiabudi, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat atas pendampingan teknis yang telah diberikan mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan proyek.
“Kami yakin keberhasilan pengembangan SPAM Bandung Timur ini tidak hanya meningkatkan cakupan layanan air minum, tetapi juga menjadi model kolaborasi yang efektif dalam pembangunan infrastruktur dasar di Indonesia,” ujarnya.