
Nusantara1News – Perubahan gaya belanja masyarakat kini mulai berdampak signifikan pada sektor ritel nasional. Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, memperkirakan nilai transaksi ritel akan mengalami penurunan dalam waktu dekat, seiring bergesernya pola konsumsi masyarakat ke arah yang lebih selektif dan ekonomis.
Baca Juga : Pemkab Rohil Terima Bantuan Pembangunan Labkesda Dari Kementerian Kesehatan
“Nilai transaksi ritel diperkirakan menurun 5 hingga 8 persen, tapi itu semua dikarenakan kecenderungan konsumen untuk memilih produk sejenis dengan harga terjangkau, adanya pergeseran pola belanja, hingga mengutamakan perjalanan dan pengalaman belanja langsung,” kata Roro dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/4) seperti yang dikutip dari laman Antara.
Fenomena ini, menurut Roro, tak lepas dari preferensi konsumen masa kini yang semakin cerdas dan sadar teknologi. Menyikapi hal itu, ia mendorong pelaku usaha untuk tidak tinggal diam, melainkan segera beradaptasi dengan perubahan.
“Offline experience masih relevan dengan teknologi yang terus berkembang. Sehingga, penting untuk adaptif dan memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan daya tarik masyarakat berbelanja,” ujarnya.
Meski diwarnai tantangan, sektor ritel dinilai masih menjanjikan. Roro menyebut, stabilnya pertumbuhan ekonomi serta besarnya jumlah penduduk usia produktif menjadi modal utama untuk membangkitkan kembali performa ritel di tanah air.
“Sektor ritel di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dengan populasi yang besar 284 juta jiwa, dan bonus demografi yang membuat mayoritas penduduk kita ada di usia produktif,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya strategi dan inovasi yang sesuai dengan karakteristik konsumen digital masa kini.
“Ini adalah market dalam negeri yang mendorong pelaku usaha untuk mencari langkah yang harus ditempuh untuk kemudian kita berjalan dengan pasar yang ada. Apalagi market ini, mereka melek teknologi, sehingga sektor ritel juga harus terus berkembang,” imbuh Roro.
Terkait performa penjualan, Roro mengungkapkan bahwa indeks penjualan riil Indonesia menunjukkan arah positif meskipun sempat fluktuatif akibat tekanan global.
“Saya kira itu normal untuk mengalami up and down, tapi secara trennya cukup positif dan peningkatan terjadi di momen-momen strategis seperti akhir tahun dan hari-hari besar keagamaan yang menjadi momentum sektor ritel,” kata dia.
Baca Juga : Pemkab Rohil Terima Bantuan Pembangunan Labkesda Dari Kementerian Kesehatan
Lebih jauh, ia menyoroti kontribusi besar sektor ritel terhadap penciptaan lapangan kerja dan inovasi.
“Multiplier effect ini perlu diperhatikan karena menjadi kekuatan kita,” tegas Roro.