
Nusantara1News – Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, selaku Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), mengungkapkan rencana pengawasan intensif di wilayah Natuna Utara dengan menggunakan drone Anka. Kawasan strategis ini berbatasan langsung dengan Laut China Selatan, yang saat ini menjadi perhatian karena meningkatnya ketegangan.
Penggunaan pesawat nirawak buatan Turki ini diharapkan dapat memperkuat kendali dan pengawasan TNI AU di wilayah tersebut. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan keamanan di kawasan perbatasan Indonesia.
Baca Juga : Kementan, Kemen PU, dan TNI Perkuat Irigasi untuk Dukung Swasembada Pangan
Menurutnya, pengawasan menggunakan drone Anka diperlukan karena situasi di Laut China Selatan saat ini memanas akibat konflik perbatasan yang melibatkan beberapa negara ASEAN.
“Dalam waktu dekat, Angkatan Udara akan menerima pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka buatan Turki. Pesawat ini akan ditempatkan di Natuna untuk pengawasan wilayah Laut Natuna Utara,” ujar Tonny Dikutip dari Antara
Ia menjelaskan bahwa drone Anka ini merupakan pengadaan baru dari Kementerian Pertahanan dan diperkirakan akan tiba dalam waktu dekat. Drone buatan Turki tersebut akan menggantikan drone CH4 buatan China yang selama ini digunakan untuk menjaga kawasan perbatasan di sekitar Laut China Selatan.
Meski akan digantikan, Tonny memastikan bahwa kualitas drone Anka tidak jauh berbeda dari drone sebelumnya. Selain itu, TNI AU juga akan menyiapkan personel yang terlatih untuk mengoperasikan drone tersebut.
Baca Juga : Gotong royong TNI bersama warga perbatasan RI-Malaysia
“Saat ini sudah ada Skuadron Pendidikan 103 di Tasikmalaya. Drone yang ada di Pontianak nantinya akan dipindahkan ke Tasikmalaya untuk digunakan sebagai pesawat latih,” jelas Tonny.
Dengan pengadaan drone baru dan operator yang terampil, Tonny optimistis kemampuan pengawasan wilayah perbatasan Indonesia dengan Laut China Selatan akan semakin optimal.