
Nusantara1News – Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kembali memperpanjang penutupan jalur pendakian selama sepekan ke depan, menyusul meningkatnya aktivitas vulkanis di area kawah. Penutupan ini diberlakukan mulai 14 hingga 21 April 2025 demi menjamin keamanan dan keselamatan para pendaki.
Baca Juga : Gotong royong TNI bersama warga perbatasan RI-Malaysia
Humas Balai Besar TNGGP, Agust Denie, menjelaskan bahwa pihaknya telah menempatkan personel di sejumlah pintu masuk resmi untuk menghalau pendaki yang berupaya masuk ke kawasan tersebut.
“Hal utama yang jadi pertimbangan kami memperpanjang penutupan kawasan TNGGP dari aktivitas pendakian atau kunjungan tentu didasari faktor keamanan dan keselamatan. Karena itu, selama masa penutupan, kami menempatkan personel di pintu-pintu masuk resmi untuk mencegah pendaki yang masuk,” kata Agust melalui keterangan resminya, Minggu, 13 April 2025 dikutip dari laman Metrotvnews.
Namun demikian, ia mengakui bahwa pengawasan di lapangan masih menghadapi tantangan, terutama karena keberadaan jalur pendakian ilegal yang kerap dimanfaatkan oleh pendaki tanpa izin.
“Kendala kami adalah adanya jalur-jalur ilegal yang digunakan pendaki ilegal. Sehingga ini tidak termonitor,” terangnya.
Meski demikian, Agust menyebutkan bahwa pengawasan tetap dilakukan secara maksimal. Sejumlah papan informasi telah dipasang di jalur-jalur resmi, dan patroli rutin terus dilakukan oleh tim Balai Besar TNGGP.
“Kami juga menugaskan tim melakukan patroli pada jalur pendakian. Kemudian memublikasikan ancaman dan potensi bahaya kegiatan pendakian saat penutupan,” ungkapnya.
Ia pun mengimbau agar seluruh masyarakat, khususnya calon pendaki, mendukung langkah penutupan ini sebagai bagian dari upaya pencegahan bencana yang mungkin terjadi.
Baca Juga : Gotong royong TNI bersama warga perbatasan RI-Malaysia
“Khusus kepada masyarakat calon pendaki, diharapkan pemahaman dan kesadarannya tentang potensi bencana vulkanis yang membahayakan pendakian. Insyaallah kami berusaha semaksimal mungkin. Namun dibutuhkan dukungan, kerja sama, dan pemahaman dari semua masyarakat,” pungkas Agust.