
Nusantara1News – Dalam upaya meringankan beban sektor perdagangan, pemerintah tengah menyiapkan serangkaian kebijakan baru, salah satunya adalah pelonggaran terhadap tarif perpajakan, termasuk bea keluar untuk produk minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Baca Juga : Presiden Prabowo Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Kepentingan Rakyat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tarif bea keluar CPO akan disesuaikan dalam rentang 0% hingga 25%. Penyesuaian ini, menurutnya, sebanding dengan pengurangan beban biaya sebesar 5%.
“Tarif bea keluar CPO akan kami sesuaikan. Dampaknya kira-kira bisa memangkas beban hingga lima persen,” jelas Sri Mulyani saat menghadiri Sarasehan Ekonomi bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (9/4) dikutip dari CNBC Indonesia.
Kebijakan ini merupakan respons pemerintah terhadap rencana penerapan tarif impor sebesar 32% dari Presiden AS Donald Trump terhadap produk asal Indonesia.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan mempercepat proses penerbitan kebijakan perlindungan perdagangan (trade remedies), seperti bea masuk anti-dumping, imbalan, dan safeguard, yang sebelumnya memakan waktu 30 hari kini akan dipangkas menjadi hanya 15 hari.
“Pak Menteri Perdagangan dan Pak Menko Perekonomian juga mendorong agar proses bea masuk anti-dumping dan safeguard bisa dipercepat jadi hanya dua pekan,” imbuhnya.
Pemerintah juga merancang penyesuaian tarif PPh impor untuk sejumlah produk seperti elektronik, ponsel, dan laptop. Tarif yang semula 2,5% akan diturunkan menjadi 0,5%, setara pelonggaran sebesar 2%.
Di sisi lain, penurunan tarif bea masuk juga akan diterapkan untuk produk impor dari Amerika Serikat dalam skema Most Favored Nation (MFN), mencakup barang-barang seperti baja, alat kesehatan, produk teknologi informasi, pertambangan, hingga turunan baja. Rentang tarif baru ini akan diturunkan dari 5–10% menjadi 0–5%.
Baca Juga : Presiden Prabowo Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Kepentingan Rakyat
“Ini langkah lanjutan yang juga bisa mengurangi beban tarif hingga lima persen untuk produk-produk dari AS,” tegas Sri Mulyani.