breaking news
Home » PLN EPI Luncurkan Gasifikasi 13 Pembangkit Listrik untuk Kurangi Ketergantungan BBM

PLN EPI Luncurkan Gasifikasi 13 Pembangkit Listrik untuk Kurangi Ketergantungan BBM

Bagikan :

Proyek gasifikasi di 13 titik strategis di wilayah NTB dan NTT (Okezone)

Nusantara1News – Untuk memperkuat ketahanan energi sekaligus mendukung tercapainya target transisi energi di kawasan Timur Indonesia, Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memulai proyek gasifikasi pembangkit listrik tenaga gas di 13 lokasi strategis di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dan beralih ke gas yang lebih efisien serta memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.

Baca Juga : Januari 2025, Indonesia siap luncurkan BBM Baru dengan Biodiesel 40%

“Melalui proyek ini, penggunaan BBM akan ditekan drastis dari 3,5 juta kiloliter (KL) menjadi hanya 0,5 juta KL pada tahun 2030,” jelas Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, dalam siaran pers pada Senin (30/12/2024), Dikutip dari Sindonews.

Iwan menambahkan, program ini juga ditargetkan menghemat biaya operasional, menurunkan emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada tahap awal, program gasifikasi di wilayah Nusa Tenggara akan mencakup 13 pembangkit listrik yang menggunakan gas sebagai bahan bakar utama. Lokasi pembangkit tersebut tersebar di NTB dan NTT, meliputi PLTMGU Lombok Peaker, PLTMG MPP Jeranjang, PLTMG Lombok 2, PLTMG Sumbawa (1, 2, dan 3), PLTMG Bima, PLTMG Kupang Peaker, PLTMG Kupang 2, PLTMG Maumere, PLTMG MPP Labuan Bajo, PLTMG Rangko, hingga PLTMG Flores. Secara keseluruhan, kapasitas daya dari pembangkit-pembangkit tersebut mencapai 658 Megawatt (MW).

“Kick-off proyek ini dilakukan pada 23 Desember 2024 di PLTMG Lombok Peaker, dimulai dengan persiapan konstruksi agar gasifikasi dapat selesai pada pertengahan 2026,” ujar Iwan, Dikutip dari Sindonews.

Menurut Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Adi Lumakso, implementasi gasifikasi menjadi strategi utama dalam mengurangi ketergantungan terhadap BBM. BBM dikenal memiliki biaya yang tinggi sekaligus berkontribusi besar terhadap emisi karbon, sehingga langkah ini dinilai penting untuk keberlanjutan sektor energi.

Adi juga menambahkan bahwa penggunaan gas sebagai pengganti BBM tidak hanya lebih ekonomis tetapi juga ramah lingkungan. Dengan transisi ini, sistem kelistrikan di berbagai wilayah dapat lebih efisien, andal, dan mampu menjawab tantangan terkait energi bersih di masa depan.

Baca Juga : Penyaluran Bantuan Sektor Perikanan Tangkap oleh KKP Tembus Rp 104,8 Miliar

Ia juga menyebut program ini akan membantu menekan biaya produksi listrik serta meningkatkan keandalan sistem kelistrikan, terutama di wilayah dengan potensi energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin yang sifatnya intermiten. “Melalui program ini, pasokan gas yang berkelanjutan akan memastikan optimalisasi sistem dual-firing, sehingga penggunaan gas sebagai energi utama yang melimpah di dalam negeri dapat diprioritaskan. Ini juga akan mengurangi risiko gangguan suplai untuk pembangkit,” tambahnya, Dikutip dari Sindonews.

Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang, turut menyoroti manfaat gasifikasi bagi pembangunan berkelanjutan di Lombok. Menurutnya, proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan industri. “Dengan hadirnya gasifikasi, Lombok memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat, menarik investasi, dan meningkatkan daya saing, terutama di Kota Mataram,” pungkasnya.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *