Nusantara1News – Bandara Internasional Toussaint Louverture di Port-Au-Prince, Haiti di serang Gengster dan ditutup sementara pada Senin (11/11/2024)
Peristiwa Penembakan Pesawat Spirit Airlines melukai seorang pramugari mengalami luka ringan.
Baca Juga : Iran Bangun Terowongan Pertahanan
Aksi kekerasan ini terjadi di tengah pelantikan perdana menteri interim baru Haiti, Alix Didier Fils-Aimé, yang berjanji memulihkan ketertiban di negara tersebut.
Pesawat Spirit Airlines yang dalam perjalanan dari Fort Lauderdale, Florida, ke Port-Au-Prince ditembaki geng bersenjata ketika berada ratusan kaki dari landasan pacu, melukai seorang pramugari yang mengalami luka ringan.
Menurut pernyataan maskapai dan Kedutaan Besar Amerika Serikat, sebagaimana dilansir The Guardian, Selasa (12/11/2024), pesawat kemudian dialihkan ke Republik Dominika untuk pendaratan darurat di Santiago. Tidak ada laporan tambahan tentang cedera pada penumpang lainnya.
Baca Juga : Erdogan Berharap Trump Minta Israel Setop Perang di Gaza-Lebanon
Akibat insiden ini, seluruh penerbangan komersial dihentikan sementara. Data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat dari maskapai lain seperti JetBlue Airways dan Amerijet terpaksa membatalkan penerbangan menuju Haiti setelah penembakan.
Maskapai JetBlue bahkan memperpanjang penghentian penerbangan hingga 2 Desember setelah pesawat mereka kembali dari Port-Au-Prince ditemukan terkena peluru dalam pemeriksaan pasca-penerbangan.
Dalam peringatan keamanan yang dikeluarkan pada hari yang sama, Kedutaan Besar AS menyampaikan kekhawatiran mereka atas tindakan geng yang memblokir akses perjalanan dari dan ke Port-Au-Prince, yang dapat mencakup aksi kekerasan bersenjata dan gangguan pada jalur darat, pelabuhan, serta bandara.
Insiden ini merupakan serangan geng bersenjata kedua dalam beberapa minggu terakhir terhadap pesawat yang terbang di atas Port-Au-Prince. Pada Oktober, sebuah helikopter PBB juga menjadi sasaran tembakan geng, yang memaksanya untuk kembali ke bandara tanpa korban cedera.
Baca Juga : KORUT Uji Coba Hwasong-19, Rudal Terkuat Sepanjang Masa
Situasi di Haiti kian kritis sejak aksi pemberontakan oleh geng pada bulan Maret yang berhasil menggulingkan perdana menteri saat itu, membebaskan lebih dari 4.600 tahanan, menutup bandara Port-Au-Prince, dan memutus akses kota tersebut dari dunia luar. Kini, warga Haiti tidak melihat tanda-tanda kapan otoritas akan mengambil kembali kendali dari geng-geng bersenjata ini.
Pada Senin, Dewan Presiden Transisi Haiti menunjuk Alix Didier Fils-Aimé sebagai perdana menteri baru, menggantikan Garry Conille yang sebelumnya dipecat pada Mei lalu akibat konflik politik yang berkepanjangan.