breaking news
Home » Pertumbuhan PDB Tahunan Singapura Capai Level Tertinggi Sejak 2021, Didukung oleh Perdagangan, Keuangan, dan Manufaktur

Pertumbuhan PDB Tahunan Singapura Capai Level Tertinggi Sejak 2021, Didukung oleh Perdagangan, Keuangan, dan Manufaktur

Bagikan :

An undated photography of a night view of the Singapore skyline from the Marina Barrage. ( Sumber CNBC WORLD )

Nusantara1News – CNBC WORLD, Singapura mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,4% pada tahun 2024, menjadikannya laju ekspansi tercepat sejak 2021, menurut data pemerintah yang dirilis pada Jumat. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor perdagangan grosir, keuangan dan asuransi, serta manufaktur.

Pada tahun sebelumnya, ekonomi Singapura hanya tumbuh sebesar 1,8%.

Secara khusus, PDB pada kuartal keempat 2024 mengalami kenaikan 5% secara tahunan, melampaui prediksi ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 4,7%, meskipun lebih rendah dibandingkan ekspansi 5,7% pada kuartal sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi dari estimasi awal sebesar 4,3% yang diumumkan pada 2 Januari.

Baca Juga : APBD 2025 Riau Alami Defisit Rp 1,3 Triliun, DPRD Minta Banggar Tinjau Ulang

Data ekonomi terbaru ini dirilis menjelang penyampaian anggaran negara oleh Perdana Menteri Lawrence Wong yang dijadwalkan pada 18 Februari 2025.

Di sisi lain, sektor perdagangan ritel serta industri makanan dan minuman mengalami perlambatan, sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran masyarakat untuk perjalanan ke luar negeri, menurut laporan kementerian.

Singapura tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB untuk tahun 2025 di kisaran 1%-3%.

Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura menyatakan bahwa prospek permintaan eksternal pada 2025 diperkirakan tidak mengalami perubahan signifikan, karena pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama cenderung melambat dibandingkan 2024.

MTI menyoroti adanya ketidakpastian besar terkait perekonomian Amerika Serikat, yang perkembangannya akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintahan baru di negara tersebut.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga diprediksi mengalami perlambatan akibat penurunan ekspor barang dagangan serta investasi yang terhambat oleh tarif yang lebih tinggi dan kelebihan kapasitas industri.

Di dalam negeri, Singapura diperkirakan akan melihat ekspansi dalam sektor manufaktur dan layanan terkait perdagangan, terutama industri elektronik. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan chip semikonduktor untuk berbagai perangkat seperti PC, ponsel pintar, dan pusat data.

Sektor lain yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan mencakup informasi dan komunikasi, serta keuangan dan asuransi.

Sebaliknya, sektor yang bergantung pada konsumsi domestik, seperti ritel serta makanan dan minuman, kemungkinan besar masih akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran masyarakat Singapura untuk perjalanan ke luar negeri. Meski begitu, pemulihan jumlah wisatawan internasional diharapkan dapat memberikan sedikit dorongan bagi sektor-sektor tersebut.

Baca Juga : KPU Riau Tetapkan Lima Panelis Debat Pilgub 2024, Tegaskan Netralitas

Chua Hak Bin, analis dari Maybank, memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, dengan pertumbuhan PDB tahunan diperkirakan mencapai 2,6%, mendekati batas atas proyeksi MTI.

Menurutnya, eskalasi perang tarif yang diprakarsai oleh Donald Trump berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan, terutama pada paruh kedua tahun 2025.

Di dalam negeri, Chua menilai bahwa pelonggaran kebijakan moneter, anggaran pra-pemilu yang signifikan, serta meningkatnya aktivitas konstruksi dapat menjadi faktor yang menopang pertumbuhan ekonomi tahun depan dan mengurangi dampak dari kebijakan perdagangan proteksionis AS.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *