
Nusantara1News – PT Pertamina Patra Niaga sedang merencanakan untuk memproduksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai. Saat ini, HVO baru diproduksi di kilang Pertamina yang berada di Cilacap, Jawa Tengah.
Maya Kusmaya, Direktur Central Marketing and Trading Pertamina Patra Niaga, menyampaikan hal ini setelah acara Kolaborasi Upaya Dekarbonisasi Nikel antara PT Vale Indonesia dan PT Pertamina Patra Niaga di Solia Hill, Sorowako, Sulawesi Selatan, pada Kamis (7/11). “Untuk saat ini, produksi HVO baru ada di Kilang Cilacap, meskipun ada rencana pengembangan di Dumai ke depannya,” ujar Maya.
Mengingat saat ini situs produksi berada di Jawa, distribusi HVO ke konsumen di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatra, dilakukan menggunakan kapal laut. “Distribusi dilakukan lewat kapal karena konsumen utama berada di luar Jawa, seperti di Sulawesi dan Kalimantan,” jelas Maya.
Selain berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon, penggunaan HVO juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen dibandingkan dengan diesel konvensional. HVO merupakan jenis bahan bakar yang bisa langsung digunakan tanpa memerlukan modifikasi mesin kendaraan, yang memudahkan konsumen dalam pemeliharaan dan operasionalnya. “Dengan HVO, tidak perlu ada investasi besar karena kendaraan dan mesin dapat langsung menggunakan bahan bakar ini,” tambah Maya.
HVO yang diproduksi oleh Pertamina telah mendapatkan sertifikasi International Sustainability Carbon Certification (ISCC), yang menjamin bahwa penggunaannya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Dengan sertifikasi ini, Vale, sebagai salah satu pengguna HVO, berpotensi memperoleh carbon credit. “Proses dan logistik penggunaan HVO ini sudah tersertifikasi, dan ke depannya Vale bisa mendapatkan carbon credit dari penggunaan HVO,” terang Maya.
Dari sisi bahan baku, HVO Pertamina menggunakan 100 persen kelapa sawit, tanpa campuran bahan bakar fosil. “HVO ini sepenuhnya non-fosil dan memanfaatkan sumber daya kelapa sawit yang melimpah di Indonesia,” jelas Maya.
Sebagai bahan bakar ramah lingkungan, HVO atau Green Diesel D100 ini dapat digunakan untuk kendaraan atau untuk menghasilkan listrik hijau melalui penggunaan di genset. Dengan sertifikasi ISCC, HVO Pertamina telah terbukti mengurangi emisi karbon hingga 65-70 persen dibandingkan dengan bahan bakar konvensional, menjadikannya produk yang layak disebut sebagai green product.
Sejak diluncurkan, HVO Pertamina telah digunakan dalam ajang Jakarta E-Prix 2021. Dengan kapasitas produksi 3.000 barel per hari di Green Refinery Cilacap, yang menggunakan bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), HVO telah diterima baik di pasar Eropa, terutama di Jerman dan Prancis.
Sumber : kumparan