breaking news
Home » Perkuat Daya Saing Ekspor, KKP Terapkan Sistem Telusur Perikanan Global

Perkuat Daya Saing Ekspor, KKP Terapkan Sistem Telusur Perikanan Global

Bagikan :

KKP dan GDST Perluas Jangkauan Stelina demi Standarisasi Internasional Produk Perikanan. ( sumber Kkp.go.id )

Nusantara1News – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) untuk memperluas cakupan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina) agar sesuai dengan standar global. Inisiatif ini bertujuan memastikan bahwa produk perikanan Indonesia berasal dari praktik yang bertanggung jawab secara lingkungan dan bebas dari kegiatan penangkapan ikan ilegal.

Baca Juga : Program Desa Inovasi Sukses Dijalankan sebagai Implementasi Asta Cita Presiden Prabowo

“Stelina merupakan bentuk kerja sama yang mendukung interoperabilitas antarsistem, dilengkapi dengan teknologi QR code untuk memperkuat integrasi rantai pasok dari hulu hingga hilir. Sistem ini memungkinkan konsumen mengetahui secara menyeluruh jejak perjalanan produk perikanan,” jelas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Tornanda Syaifullah, saat pembukaan acara Kick-Off Stelina: Advancing Traceability in Tuna and Shrimp Industries di Nusa Dua, Bali, Minggu (22/6) dikutip dari Kkp.go.id.

Dengan sistem ini, setiap tahapan produksi – dari penangkapan atau budidaya hingga distribusi – akan tercatat secara transparan dan akuntabel. Kehadiran Stelina diharapkan dapat memperkuat posisi produk perikanan Indonesia di pasar global sekaligus membantah tudingan praktik illegal fishing dan aktivitas yang merusak ekosistem laut.

Menjawab Permintaan Pasar Internasional

Tren global menunjukkan meningkatnya permintaan pasar akan transparansi dan keberlanjutan dalam industri perikanan. Pada 2024, nilai ekspor udang Indonesia mencapai USD 1,68 miliar atau sekitar 28,2% dari total ekspor sektor perikanan, dengan tujuan utama Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Uni Eropa, dan kawasan ASEAN. Sedangkan komoditas Tuna-Cakalang-Tongkol menyumbang USD 1,03 miliar atau 17,4% dari ekspor ke berbagai negara termasuk ASEAN, Timur Tengah, dan negara-negara Barat.

“Pasar dunia semakin menuntut adanya keterbukaan asal-usul ikan, mulai dari metode penangkapan hingga budidayanya yang tidak merusak ekosistem. Inilah yang dijawab melalui pengembangan Stelina,” kata Tornanda.

Direktur Eksekutif GDST, Huw Thomas, menyambut positif kolaborasi ini. Menurutnya, terintegrasinya Stelina dengan sistem GDST mencerminkan tekad Indonesia dalam menjaga sumber daya laut yang berkelanjutan sekaligus menjamin keamanan konsumsi masyarakat dunia.

Ketua Asosiasi Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI), Janti Juari, menilai sistem Stelina yang kini berstandar global menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya saing udang dan tuna Indonesia di pasar internasional.

Baca Juga : Program Desa Inovasi Sukses Dijalankan sebagai Implementasi Asta Cita Presiden Prabowo

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen KKP dalam menerapkan prinsip ekonomi biru. Salah satu langkah nyatanya adalah memastikan seluruh aktivitas perikanan dilakukan secara lestari demi mendukung keseimbangan ekologi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *