
Nusantara1News – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempertegas komitmennya dalam menghapus kanker serviks di Indonesia dengan meluncurkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks. Langkah ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menekan angka kematian akibat penyakit mematikan tersebut.
Baca Juga : Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Puluhan Ribu Narapidana
Dalam strategi yang disusun, Kemenkes berfokus pada tiga pilar utama. Pilar pertama menargetkan vaksinasi HPV bagi anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun. Selanjutnya, perempuan berusia 39 tahun diharapkan menjalani pemeriksaan skrining HPV DNA. Pilar ketiga memastikan bahwa perempuan yang terdiagnosis kanker serviks invasif memperoleh penanganan medis yang sesuai standar.
“Jika ketiga pilar ini dijalankan secara komprehensif dan terkoordinasi. Saya optimistis kita dapat menurunkan angka kematian dan mencapai eliminasi kanker serviks di seluruh Indonesia,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan yang dikutip Sabtu, 26 April 2025 dari laman Metrotvnews.
Mulai 2025, menurut Dante, layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan ke dalam program pemeriksaan kesehatan gratis. Integrasi ini diharapkan memperluas cakupan deteksi dini sehingga kanker serviks bisa dicegah sebelum mencapai stadium lanjut.
Namun, upaya ini masih dihadapkan pada tantangan geografis, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan yang minim fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Kemenkes berencana membangun laboratorium pendukung di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia, guna mempercepat diagnosis kanker serviks di berbagai fasilitas kesehatan.
Baca Juga : Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Puluhan Ribu Narapidana
Tak hanya itu, evaluasi menyeluruh di tingkat Puskesmas juga akan digencarkan. Langkah ini bertujuan agar layanan pemeriksaan kanker serviks menjadi bagian rutin yang mudah diakses dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.