
Nusantara1News – Sebagian besar wilayah utara China sedang mengalami cuaca terik, memaksa pemerintah setempat mengaktifkan respons darurat guna menjaga stok air dan hasil pertanian.
Peringatan Cuaca dan Dampak pada Pertanian
Pusat Meteorologi Nasional China (NMC) mengeluarkan alarm kuning pada Rabu (21/5) dikutip dari Antaranews, menyusul prediksi suhu mencapai lebih dari 40°C di Shaanxi, Shanxi, Henan, dan Hubei. Sistem peringatan nasional menggunakan skala empat warna, dengan kuning menandakan risiko signifikan.
Baca Juga : Kementan, Kemen PU, dan TNI Perkuat Irigasi untuk Dukung Swasembada Pangan
Kondisi ini mengancam fase kritis pertumbuhan gandum musim dingin di Shanxi, di mana cuaca panas dan kering dapat mengurangi produktivitas. Yuncheng, salah satu sentra produksi gandum, telah mengambil langkah-langkah antisipasi, termasuk pemantauan via drone untuk mengukur kelembapan tanah dan mengoptimalkan irigasi.
Upaya Mitigasi di Berbagai Daerah
Hebei: Tim gabungan dari universitas dan dinas pertanian membantu petani menerapkan teknik penyiraman efisien.
Shaanxi: Pemerintah provinsi menyusun strategi darurat pengelolaan air untuk memastikan pasokan air bersih dan irigasi..
Baca Juga : Kementan, Kemen PU, dan TNI Perkuat Irigasi untuk Dukung Swasembada Pangan
Menurut Chen Tao dari NMC, gelombang panas diprediksi bertahan hingga Kamis (22/5) dengan intensitas tinggi dan cakupan luas.