breaking news
Home » Panglima TNI, Strategi Perang Diperbarui dengan Penggunaan Drone dan AI

Panglima TNI, Strategi Perang Diperbarui dengan Penggunaan Drone dan AI

Bagikan :

Ilustarsi. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan TNI akan mengubah doktrin perang dari tradisional menuju penggunaan teknologi seperti drone dan AI. Sumber: CNN Indonesia

Nusantara1News – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa TNI akan melakukan perubahan dalam doktrin perang, beralih dari metode tradisional menuju penerapan teknologi canggih seperti drone dan kecerdasan buatan (AI).

Menurut Agus, transformasi ini mengikuti perkembangan situasi strategis yang ada, di mana perang yang dulu dilakukan secara konvensional kini sudah melibatkan teknologi, seperti penggunaan drone yang dikendalikan AI untuk melakukan serangan kamikaze.

Baca Juga : Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Konsumsi Listrik RI Perlu Capai 6.500 KVA per Kapita

Hal ini disampaikan Agus usai rapat terbatas di Markas Besar TNI, Jakarta, pada Jumat (31/1) seperti di kutip dari CNN Indonesia. Agus juga menambahkan bahwa teknologi modern ini memungkinkan eksekusi serangan dengan tingkat presisi yang tinggi.

“Teknologi drone saat ini memungkinkan untuk mengidentifikasi wajah seseorang, dan drone tersebut bisa langsung menuju ke targetnya. Inilah arah yang ingin kita capai,” ujar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Agus juga mengungkapkan bahwa perubahan dalam doktrin TNI tidak hanya terjadi di sektor penggunaan drone dan AI, tetapi juga mencakup infanteri dan pertempuran laut. Dulu, prajurit infanteri sering melakukan perjalanan kaki dalam misi, namun kini mereka akan menggunakan kendaraan mekanis untuk mempercepat mobilisasi. Dalam hal pertempuran laut, penggunaan kapal selam canggih yang mampu menyelam lebih dalam, lebih lama, dan menjelajah lebih jauh juga akan diperkenalkan. Selain itu, angkatan udara akan diperkuat dengan pesawat-pesawat canggih yang lebih modern dibandingkan beberapa negara yang sudah melakukan pemesanan.

Agus menambahkan bahwa TNI juga akan membentuk satuan siber, meskipun tidak akan menjadi matra terpisah seperti di negara lain. Satuan ini sudah ada dan akan dioptimalkan melalui rekrutmen serta berbagai inisiatif lainnya.

Baca Juga : Menteri UMKM dan Menko PM Dorong Digitalisasi UMKM Lewat Shopee Live

Panglima TNI sebelumnya menyatakan perlunya perubahan doktrin peperangan TNI karena doktrin yang ada saat ini sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Ia memberi contoh militer Australia yang rutin memperbarui doktrin perang mereka setiap tiga hingga lima tahun sekali.

“Memang ini pekerjaan yang cukup berat, terutama bagi Kodiklat TNI, Kodiklat Angkatan Darat, Laut, dan Udara, untuk mengubah doktrin perang yang ada. Doktrin yang kita terapkan masih menggunakan pendekatan lama,” ujar Agus.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *