Nursantara1News – Masyarakat Indonesia semakin merasakan kesulitan dalam mencari pekerjaan, sebuah fenomena yang diperburuk oleh berbagai tantangan ekonomi yang melanda negara. Meski Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, masalah pengangguran dan underemployment (pekerjaan yang tidak memadai) masih menjadi isu utama yang harus dihadapi pemerintah dan masyarakat. Kesulitan ini tidak hanya dirasakan oleh lulusan baru, tetapi juga oleh mereka yang telah berpengalaman di dunia kerja.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada 2024 tercatat masih berada di angka yang tinggi, meskipun ada sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, banyak dari mereka yang bekerja juga menghadapi tantangan berupa pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi atau gaji yang rendah.
- Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2024 sebanyak 152,11 juta orang, naik 4,40 juta orang disbanding Agustus 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 1,15 persen poin dibanding Agustus 2023.
- Penduduk yang bekerja pada Agustus 2024 sebanyak 144,64 juta orang, naik sebanyak 4,79 juta orang dari Agustus 2023. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,31 juta orang.
- Pada Agustus 2024 sebanyak 60,81 juta orang (42,05 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik sebesar 1,16 persen poin dibanding Agustus 2023. Persentase setengah pengangguran pada Agustus 2024 naik sebesar 1,32 persen poin, sedangkan pekerja paruh waktu turun sebesar 0,46 persen poin dibanding Agustus 2023.
- Jumlah pekerja komuter pada Agustus 2024 sebesar 7,59 juta orang, naik sebesar 0,21 juta orang dibanding pada Agustus 2023.
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 4,91 persen, turun sebesar 0,41 persen poin dibanding pada Agustus 2023 (dikutip dari bps.go.id)
. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan dalam angka lapangan pekerjaan, sebagian besar pekerjaan yang tersedia tidak memenuhi standar hidup yang layak bagi sebagian besar masyarakat.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para pencari kerja adalah tingginya persaingan di pasar kerja. Setiap tahun, lebih dari 7 juta orang lulus dari pendidikan tinggi di Indonesia. Meskipun jumlah pekerjaan yang tersedia semakin banyak, tidak semua pekerjaan tersebut dapat memenuhi standar kualifikasi dan harapan banyak pencari kerja. Akibatnya, banyak pencari kerja yang terpaksa menerima pekerjaan dengan gaji rendah, status pekerjaan yang tidak jelas, atau bahkan bekerja secara kontrak tanpa jaminan masa depan.
Persaingan yang ketat ini juga diperburuk oleh kurangnya akses terhadap informasi dan pelatihan yang memadai. Banyak pencari kerja, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas terhadap internet dan pelatihan, kesulitan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang semakin kompetitif.