
Nusantara1News – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peran industri dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), seiring dengan komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Langkah ini diwujudkan melalui dukungan terhadap industri dalam negeri untuk memproduksi komponen penting seperti sel surya, baterai, panel kontrol, hingga turbin.
Baca Juga : Wamenkes Tegaskan Aturan Ketat Pembelian Antibiotik
“Kami mendorong pengembangan industri pendukung EBT seperti sel surya, baterai, panel kontrol, generator, turbin air, dan turbin angin,” ujar Direktur Jenderal ILMATE, Setia Diarta, di Jakarta, Sabtu (28/6) dilansir dari laman Antara news.
Salah satu bentuk konkret dari upaya ini terlihat pada perluasan fasilitas PT Schneider Electric Indonesia di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ketiga yang dibangun perusahaan asal Prancis ini dipandang sebagai langkah strategis memperkuat sektor manufaktur peralatan listrik nasional. Menurut Setia, “Pembangunan ini bukan hanya sekadar dimulainya sebuah lini produksi, tetapi juga menjadi simbol tekad bersama untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri manufaktur global. Inilah momentum untuk bangkit, berinovasi, dan menunjukkan bahwa anak bangsa mampu bersaing di ranah teknologi tinggi.”
Peresmian pabrik turut dihadiri oleh Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan. Ia menekankan pentingnya penggunaan produk dalam negeri di setiap proses produksi dan pengadaan komponen industri, sejalan dengan misi pemerintah mendorong kemandirian industri nasional.
Optimisme pun menguat seiring hadirnya investasi seperti ini. Kemenperin percaya, keberadaan pabrik berteknologi tinggi dapat mempercepat terciptanya ekosistem industri hijau yang berkelanjutan. “Diharapkan akan muncul lebih banyak investasi berkualitas dan sinergi lintas sektor demi mendorong kemandirian industri, menciptakan ekonomi hijau, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang berdaya saing global dan berkelanjutan,” ujarnya.
President Director Schneider Electric Indonesia dan Timor-Leste, Martin Setiawan, mengungkapkan bahwa ekspansi ini mencerminkan dukungan Schneider terhadap transformasi industri Indonesia. “Inisiatif ini juga mencerminkan semangat bersama Indonesia dan Prancis dalam mendorong inovasi dan mengakselerasi teknologi hijau. Kehadiran Schneider Electric di Indonesia bukan sekadar investasi industri, melainkan bagian dari misi bersama untuk membangun ekosistem yang tangguh, berdaya saing global, dan siap menghadapi masa depan melalui pemanfaatan teknologi digital dan energi bersih,” kata Martin.
Pabrik terbaru Schneider di Cikarang ini dirancang sebagai smart factory yang memanfaatkan teknologi mutakhir seperti EcoStruxure™, panel surya atap, sistem otomasi berbasis AI, hingga digital Factory Acceptance Testing (FAT). Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan menekan dampak lingkungan.
Baca Juga : Wamenkes Tegaskan Aturan Ketat Pembelian Antibiotik
Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menegaskan bahwa kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis akan terus diperkuat, terutama dalam sektor industri dan teknologi. “Banyak perusahaan Prancis berpartisipasi dalam mendukung pengembangan sektor industri dan teknologi Indonesia, salah satunya Schneider Electric yang telah menunjukkan komitmen jangka panjangnya terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.