
Nusantara1News – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara), tengah menggagas program penyediaan 2.000 unit rumah bersubsidi yang ditujukan bagi mitra pengemudi Gojek, baik roda dua maupun roda empat.
“Sebanyak 1.000 unit kami alokasikan untuk pengemudi roda dua, dan 1.000 unit lainnya bagi mitra roda empat Gojek,” ungkap Ara dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/4) dikutip dari Antaranews.
Baca Juga : Kelola Limbah Jadi Berkah, Tukarkan Minyak Jelantah ke Pertamina Sekarang
Langkah ini merupakan hasil dari pertemuan resmi antara Kementerian PKP dan pihak Gojek yang membahas skema perumahan terjangkau bagi mitra pengemudi yang masuk kategori berpenghasilan rendah (MBR).
Ara menyampaikan bahwa inisiatif tersebut lahir dari arahan langsung Presiden RI Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya penyaluran rumah subsidi secara tepat sasaran kepada masyarakat yang paling membutuhkan.
Di sisi lain, CEO Gojek Patrick Waluyo menyambut baik rencana tersebut. Ia menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung kesejahteraan mitra pengemudi melalui kepemilikan hunian layak.
“Kami sangat mengapresiasi undangan ini dan sepenuhnya mendukung program perumahan untuk para mitra. Kami ingin mereka hidup lebih sejahtera dan memiliki tempat tinggal sendiri,” ujar Patrick.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa program perumahan yang berpihak kepada rakyat kecil memerlukan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan.
Menurut AHY, penyediaan rumah tidak dapat dipisahkan dari isu tata ruang dan pengelolaan lahan. Ia menyebut Kementerian ATR/BPN telah melakukan pemetaan menyeluruh untuk menyeimbangkan pembangunan permukiman, industri, dan pelestarian lingkungan.
Baca Juga : Kelola Limbah Jadi Berkah, Tukarkan Minyak Jelantah ke Pertamina Sekarang
Kementerian PKP, bersama lembaga terkait, kini memfokuskan diri pada pembangunan kawasan hunian terjangkau, terutama bagi kelompok MBR. Target nasional yang dicanangkan adalah pembangunan 3 juta unit rumah sebagai langkah konkret mengatasi backlog perumahan yang masih tinggi.