
Nusantara1News – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng Badan Gizi Nasional (BGN) guna memperkuat intervensi terhadap ibu hamil sebagai strategi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kolaborasi ini menyasar pemberian tambahan nutrisi serta suplemen khusus selama masa kehamilan yang dinilai masih belum optimal, Selasa (1/7) dikutip dari Antaranews.
Dalam rapat kerja bersama DPR di Jakarta pada Selasa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa dua program utama, yakni distribusi tablet penambah darah dan dukungan gizi bagi ibu dengan kekurangan energi kronis (KEK), belum mencapai sasaran. Cakupan konsumsi tablet penambah darah baru menyentuh angka 15,5 persen dari target 65 persen, sementara pemenuhan gizi tambahan baru terealisasi 40,7 persen dari target 84 persen.
Baca Juga : Program Mudik Gratis Nataru 2024/2025: Respons Positif, Tantangan Kepadatan dan Keselamatan Transportasi
“Intervensi sejak masa kehamilan sangat krusial karena sekitar 11 persen kasus stunting terdeteksi pada bayi usia di bawah satu tahun,” ujar Budi.
Ia menekankan pentingnya periode 6–24 bulan usia anak, ketika pemberian ASI eksklusif mulai berkurang. Menurutnya, fase ini memerlukan perhatian serius melalui penyediaan makanan tambahan bergizi agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. Jika terabaikan, data menunjukkan risiko stunting bisa meningkat hingga 19–20 persen.
Menyoroti pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan dari masa kandungan hingga anak berusia dua tahun Budi menekankan perlunya penguatan intervensi pada dua titik penting tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa Kemenkes hanya memegang sekitar 30 persen porsi dari upaya pengentasan stunting, sementara sebagian besar intervensi berada di tangan kementerian dan lembaga lain seperti Kemensos, Kemenag, dan Kemendikbudristek.
Pemerintah, lanjutnya, mengapresiasi kontribusi lintas sektor yang turut berperan dalam menurunkan prevalensi stunting nasional menjadi 19,8 persen. Ia menegaskan bahwa 11 program strategis dari Kemenkes akan terus berjalan dan pemantauannya dilakukan secara rutin di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
Untuk mempercepat penurunan stunting, pemerintah akan memusatkan upaya di enam provinsi yang dianggap memerlukan perhatian lebih, yaitu Jawa Barat, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Banten, dan dua provinsi lainnya. Fokus juga diarahkan pada kelompok ibu hamil dan anak usia 0–24 bulan, yang disebut sebagai fase paling kritis dalam perjalanan hidup seseorang.
Baca Juga : Program Mudik Gratis Nataru 2024/2025: Respons Positif, Tantangan Kepadatan dan Keselamatan Transportasi
“Kami juga akan mengoordinasikan seluruh dinas kesehatan daerah untuk mendukung peran BGN, khususnya dalam aspek gizi dan keamanan pangan,” pungkasnya.