breaking news
Home » Mendikdasmen Usulkan Perpustakaan Jadi Tempat Rekreasi Gratis dan Menyenangkan

Mendikdasmen Usulkan Perpustakaan Jadi Tempat Rekreasi Gratis dan Menyenangkan

Bagikan :

Skor membaca siswa Indonesia pada PISA 2018 masih sama persis dengan saat pertama kali mengikuti PISA pada tahun 2000. (ANTARAFOTO/LUCKY R)

Nusantara1News – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengajukan gagasan segar: menjadikan perpustakaan sebagai pusat rekreasi terbuka yang bisa diakses gratis oleh masyarakat. Menurutnya, perpustakaan seharusnya tidak hanya menjadi tempat membaca dan berdiskusi, tetapi juga menjadi tujuan hiburan yang ramah untuk semua kalangan.

“Eksistensi perpustakaan haruslah sebagai tempat kita membaca buku, berdiskusi, maupun menjadikannya juga sebagai tempat pusat rekreasi,” ujar Abdul Mu’ti saat berbicara dalam gelar wicara bertajuk “Mengokohkan Jati Diri dan Peran Pustakawan melalui Penetapan 7 Juli sebagai Hari Pustakawan Indonesia” di Jakarta, Senin (7/7) Dilansir dari laman Antara news.

Abdul Mu’ti memberikan apresiasi kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas) atas berbagai inovasi yang sudah dijalankan, salah satunya menghadirkan perpustakaan keliling saat Car Free Day (CFD). Inisiatif ini dinilainya sukses menyuguhkan kombinasi sehat dan cerdas: olahraga sambil menikmati bacaan ringan dan menghibur.

Ia juga menilai langkah Perpusnas dalam mengalihwahanakan berbagai koleksi buku ke format digital sebagai terobosan besar dalam layanan literasi. Warga kini bisa meminjam dan membaca buku resmi dalam bentuk PDF secara daring tanpa perlu datang langsung ke perpustakaan.

Untuk mewujudkan perpustakaan yang lebih hidup dan mendekatkan literasi ke masyarakat, Abdul Mu’ti pun mengajak pustakawan menjadi bagian dari perubahan tersebut. Ia berharap pustakawan bukan hanya bertugas menjaga koleksi buku, tetapi juga menjadi figur yang mampu menghidupkan semangat membaca di lingkungan sekitar.

“Saya setuju sekali tadi pustakawan itu harus senantiasa hadir dan menurut saya pustakawan tidak harus hanya hafal koleksi buku dimana perpustakaan itu punya, tapi dirinya sendiri menurut saya juga harus menjadi perpustakaan berjalan,” kata Abdul Mu’ti.

Ia menekankan bahwa pustakawan, terutama yang bekerja di Perpusnas, adalah pihak pertama yang berinteraksi langsung dengan buku sebelum resmi diterbitkan. Dengan begitu, mereka seharusnya memiliki pemahaman yang lebih dalam terhadap isi buku dibanding pembaca lainnya.

“Karena itu, menurut saya, peran pustakawan itu harus meningkat dari sekedar insan-insan yang membantu pembaca menemukan letak buku menjadi perpustakaan berjalan karena dia sudah lebih dulu membaca buku sebelum pembaca lainnya,” tandasnya.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *