
Nusantara1News – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti mengingatkan seluruh guru di Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Menurutnya, di era digital saat ini, banyak konten yang hanya mengejar viralitas tanpa mempertimbangkan kebenaran informasi.
Baca Juga : Kementan, Kemen PU, dan TNI Perkuat Irigasi untuk Dukung Swasembada Pangan
“Sekarang ini banyak konten yang hanya mencari sensasi untuk sesuap nasi. Yang penting viral, padahal isi kontennya belum tentu kebenarannya,” ujar Abdul Mu’ti saat membuka Pekan Olahraga dan Seni SMK Muhammadiyah (Porsikam) di SMK Muhammadiyah 3 Metro, Provinsi Lampung, Sabtu (26/4) di lansir dari laman Antara.
Ia menambahkan, tidak sedikit konten di media sosial yang berisi fitnah atau informasi yang menyesatkan. Karena itu, ia meminta guru untuk bijak dan tidak mudah terpancing dengan informasi yang belum tentu valid.
“Ada lagi gerakan baru no viral no justice atau kalau tidak viral tidak ada penegakan, makanya kadang didramatisasi yang belum tentu kebenarannya,” terangnya.
Tak hanya soal media sosial, Abdul Mu’ti juga mengimbau masyarakat berhati-hati saat mencari pekerjaan lewat jalur online. Banyak kasus penipuan dan perdagangan manusia yang terjadi akibat kurangnya kewaspadaan.
“Masyarakat Indonesia yang saat ini tertahan di negara Kamboja dan Myanmar itu rata-rata karena korban penipuan. Jadi harus hati-hati betul jika mencari kerja lewat jalur online,” imbaunya.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Mu’ti memaparkan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tengah mengembangkan kurikulum baru berbasis deep learning atau pembelajaran mendalam. Konsep ini mengedepankan pembelajaran yang penuh kesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful).
“Kita ingin pendidikan yang dalam pelaksanaannya guru semangat memberikan pendidikan yang terbaik, semangat mencintai ilmu, mencintai murid dan murid mencintai guru,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan penuh penghargaan. “Pendidikan tanpa bullying, tanpa perundungan, semua murid merasa bahagia dan murid merasa terhormat,” tambahnya.
Baca Juga : Kementan, Kemen PU, dan TNI Perkuat Irigasi untuk Dukung Swasembada Pangan
Dengan pendekatan ini, Prof. Abdul Mu’ti berharap dunia pendidikan Indonesia tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga membangun karakter dan kebahagiaan siswa di dalam sekolah.