
Nusantara1News – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa keberagaman budaya Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai identitas nasional yang kuat. Hal ini, menurutnya, dapat dicapai dengan mengenali dan memahami budaya sendiri secara lebih mendalam.
“Jangan sampai kita tidak terasuk oleh budaya kita sendiri. Pekerjaan kita sekarang ini adalah bagaimana agar kebudayaan merasuk ke masyarakat,” ujar Fadli Zon dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (20/2) seperti yang dikutip dari laman Antara news.
Baca Juga : Pemerintah RI Mau Batasi Anak Main Medsos
Ia menekankan bahwa dengan menggali kembali kekayaan budaya, bangsa Indonesia bisa semakin memperkokoh fondasi kebangsaannya. Terlebih, Indonesia bukan sekadar negara yang baru merdeka, melainkan salah satu peradaban tertua di dunia. Namun, hingga kini, kekayaan budaya tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai soft power.
“Jadi kita ini salah satu peradaban tertua di dunia. Berbicara tentang budaya dan peradaban, kita bicara tentang Nusantara dari 1,8 juta tahun yang lalu, yang telah meninggalkan banyak peninggalan bersejarah seperti peralatan hingga lukisan-lukisan purba,” jelasnya.
Fadli Zon juga menyoroti potensi budaya Indonesia dalam berkontribusi terhadap perdamaian dunia. Ia meyakini bahwa diplomasi budaya dapat menjadi salah satu instrumen utama dalam membangun harmoni global.
Baca Juga : Integrasi Nilai Budaya dalam Pendidikan, Kemenbud Dorong Karakter Bangsa
Pada kesempatan tersebut, ia turut mengapresiasi peringatan ulang tahun ke-41 Indonesian Student Association for International Studies (Isafis), yang menggelar forum diskusi bertema diplomasi budaya untuk perdamaian. Menurutnya, pendekatan ini sangat relevan karena konflik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan manusia.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan para alumni yang tergabung dalam peace building melalui forum ini. Diplomasi budaya merupakan jalan yang tepat karena di satu sisi, manusia itu tidak dapat dipisahkan dari konflik,” tutupnya.