breaking news
Home » Krisis Fokus pada Remaja: Dampak Pola Konsumsi Konten TikTok

Krisis Fokus pada Remaja: Dampak Pola Konsumsi Konten TikTok

Bagikan :

Ilustrasi Tiktok

Nusantara1News – Fenomena short attention span atau memendeknya rentang perhatian semakin terlihat di kalangan remaja masa kini. Sebuah analisis menunjukkan bahwa banyak dari mereka merasa cepat lelah saat membaca teks panjang dan kesulitan menangkap inti bacaan.

Salah satu penyebab utama adalah kebiasaan menonton video pendek di platform seperti TikTok. Pola konsumsi konten ini, yang menghadirkan pergantian video dalam hitungan detik, merangsang otak untuk bekerja secara cepat namun dangkal. Hal ini menurunkan kemampuan otak untuk fokus pada satu hal dalam waktu lama.

Baca Juga : Pemerintah RI Mau Batasi Anak Main Medsos

Dampak dari kebiasaan ini tidak dapat dianggap sepele. Salah satu remaja mengaku kesulitan memahami satu paragraf teks, bahkan setelah membacanya berulang kali. Ia merasa pikirannya dipenuhi tumpukan informasi yang bercampur aduk.

Pengalaman ini diperkuat oleh pengakuan seorang teman yang kehilangan kemampuan fokus membaca setelah sering menghabiskan waktu di TikTok. Saat mencoba membaca, kalimat-kalimat terasa hanya “lewat” tanpa meninggalkan kesan berarti.

Ketika diminta menjelaskan inti dari bacaan, ia tidak mampu mengingatnya. Kondisi ini membuatnya harus berkonsultasi dengan psikiater, yang mengkhawatirkan bahwa gejala tersebut merupakan tanda awal gangguan fokus serius.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pengguna TikTok terbesar di dunia, memiliki potensi besar terdampak oleh fenomena ini. Meskipun banyak praktisi pendidikan mendorong pembuatan konten edukasi di TikTok, pendekatan ini dinilai tidak sepenuhnya efektif.

Pengamat menyarankan agar pembiasaan membaca buku fisik tetap diutamakan. Membaca buku membantu melatih otak untuk mencerna informasi secara perlahan, menarik kesimpulan, dan membangun ketenangan berpikir.

Baca Juga : AI Berpotensi resiko yang Perlu Diwaspadai

Bagi generasi muda, membaca dari teks fisik bisa menjadi terapi alami untuk melatih fokus. Di tengah gempuran industri hiburan berbasis video pendek, keseimbangan antara hiburan dan kegiatan yang melatih otak menjadi hal yang krusial.

Tanpa tindakan pencegahan, adiksi terhadap konten cepat dapat mengancam kemampuan generasi muda untuk berpikir kritis dan fokus dalam jangka panjang.

Sumber : Quora.com
Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *