
Nusantara1News – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan segera meluncurkan pembangunan model pengembangan industri garam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemilihan wilayah ini didasarkan pada kondisi alam yang mendukung, seperti kualitas air yang baik dan musim panas yang cukup panjang, Kamis (24/4) dikutip dari Kkp.go.id.
Baca Juga : Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Puluhan Ribu Narapidana
Koswara, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, bersama tim teknis dari KKP serta perwakilan PT Garam, telah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi yang direncanakan untuk pembangunan model pergaraman, yaitu di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang.
Di Sabu Raijua, ada tiga desa yang dikunjungi: Desa Menia (Sabu Barat), Desa Bodae (Sabu Timur), dan Desa Deme (Sabu Liae). Sementara di Kupang, fokus peninjauan dilakukan di Desa Bipoli dan Oetata, Kecamatan Camplong, yang telah dikelola oleh PT Garam.
Koswara menjelaskan, “NTT memiliki iklim panas yang stabil, cocok untuk produksi garam, mirip dengan kawasan Dampier di Australia Barat. Hal ini menjadikan NTT sangat berpotensi untuk pengembangan model tambak garam dengan target produktivitas hingga 200 ton per hektare.”
Selain faktor alam, pertimbangan sosial-budaya, status lahan yang jelas, dan kesiapan infrastruktur juga menjadi faktor penting dalam penentuan lokasi pengembangan lahan garam terintegrasi di NTT. Peninjauan ini menjadi langkah awal KKP dalam merancang model pengembangan tambak garam di kawasan-kawasan strategis guna memenuhi kebutuhan garam nasional. Hasil peninjauan ini akan melengkapi analisis dan evaluasi KKP dalam menentukan lokasi tepat untuk pembangunan model pergaraman dengan pendekatan ekstensifikasi.
Model ekstensifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi serta kualitas garam lokal, dengan harapan tercapainya swasembada garam pada tahun 2027. Kebutuhan garam nasional mencapai 4,9 juta hingga 5 juta ton per tahun untuk berbagai sektor, termasuk konsumsi, industri, peternakan, perkebunan, pengolahan air, dan pengeboran minyak. Pengelolaan model ini akan melibatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha melalui skema ekonomi yang disepakati.
Baca Juga : Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Puluhan Ribu Narapidana
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya upaya konkret untuk memajukan industri garam nasional agar lebih mandiri dan berdaya saing. Selain pengembangan model ekstensifikasi, KKP juga akan meningkatkan produktivitas garam melalui strategi intensifikasi dengan memaksimalkan tambak garam rakyat yang sudah ada.