
Nusantara1News – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong partisipasi investasi untuk mengembangkan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini dirancang sebagai percontohan pengembangan industri garam berskala nasional yang mendukung target kemandirian garam pada 2027, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025.
Dengan luas lahan yang berpotensi mencapai 10.000 hektare dan iklim yang menguntungkan kemarau berlangsung sekitar enam hingga tujuh bulan dalam setahun wilayah ini dianggap memiliki kesamaan geografis dengan daerah penghasil garam kelas dunia seperti Dampier di Australia. KKP menargetkan produktivitas mencapai 200 ton per hektare dalam satu siklus produksi, Rabu (18/6) dikutip dari Kkp.go.id.
Baca Juga : KKP Amankan Dua Kapal Ikan Diduga Melanggar Batas Area Penangkapan
Kawasan K-SIGN dirancang secara komprehensif melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, BUMN seperti PT Garam, dan pihak swasta. Konsep bisnis yang ditawarkan meliputi pengelolaan tambak, pembangunan fasilitas produksi dan penyimpanan, instalasi pemurnian, serta jaringan distribusi yang terintegrasi.
“Pemerintah hadir secara nyata untuk memperkuat industri garam nasional. Rote Ndao akan menjadi simbol baru dari sektor garam Indonesia yang lebih kompetitif,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, dalam siaran pers resmi, Rabu (18/6).
Selain fokus pada produksi, kawasan ini juga diarahkan menjadi pusat hilirisasi garam yang menghasilkan produk bernilai tambah.
Proyek Ini Siap Serap Ribuan Pekerja
Pengembangan kawasan K-SIGN ditargetkan mampu menyerap hingga 26.000 tenaga kerja serta mendongkrak pendapatan masyarakat lokal hingga 2,5 kali lipat dari upah minimum regional. Di sisi lain, kehadiran kawasan ini diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap impor garam industri, yang hingga kini masih mencapai lebih dari 2,5 juta ton per tahun, terutama untuk kebutuhan pangan dan kimia.
Tak hanya menjanjikan potensi ekonomi, proyek K-SIGN juga berkontribusi besar pada ketahanan pangan nasional. Kawasan ini akan dikembangkan dengan dukungan teknologi mutakhir, mekanisasi, dan sistem manajemen modern agar menjadi standar baru bagi industri garam tropis.
Baca Juga : KKP Amankan Dua Kapal Ikan Diduga Melanggar Batas Area Penangkapan
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah memulai secara simbolis pembangunan K-SIGN di Desa Matasio, Rote Ndao, pada awal Juni 2026. Pembangunan ini mengusung konsep ekstensifikasi terpadu, mencakup pengembangan tambak garam modern, fasilitas pengolahan, penguatan kelembagaan, hingga pola kemitraan produksi.