
Nusantara1News – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sukses mengembangkan model hilirisasi usaha mikro kecil (UMK) berbasis komoditas rajungan, dengan melibatkan masyarakat pesisir di Jepara. Melalui pilot project berupa fasilitas mini plant pasca panen yang diinisiasi Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), kapasitas produksi mini plant ini mencapai 50 kg rajungan utuh per hari.
“Alhamdulillah, ini kabar baik di awal tahun, terutama dalam hal hilirisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui koperasi,” ujar Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo, di Jakarta, Sabtu (13/1), seperti yang di kutip dari laman KKP web.
Baca Juga : KKP Amankan Dua Kapal Ikan Diduga Melanggar Batas Area Penangkapan
Mini plant ini memproses rajungan segar menjadi daging rajungan masak kupas, yang siap dijual ke unit pengolah ikan (UPI) untuk diekspor ke Amerika Serikat. Transformasi ini meningkatkan nilai jual rajungan hingga 42,19% dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja menjadi 3,3 kg daging rajungan per orang per hari.
Mini Plant Portable Pertama di Jepara
Fasilitas mini plant portable ini terletak di Desa Platar, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, dan dirancang dengan memenuhi standar pengolahan yang layak. Mini plant tersebut telah memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan “Peringkat B” dari Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP).
Fasilitasnya mencakup rumah pelindung, instalasi air bersih, alat pengolahan seperti meja stainless, chest freezer, kompor, hingga instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Selain itu, calon operator mini plant juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dalam pengolahan rajungan.
Fasilitas ini kini dikelola oleh Koperasi Produsen Berkah Rajungan Nusantara dan telah menyerap 12 tenaga kerja lokal secara langsung. “Kami juga telah memfasilitasi kemitraan antara mini plant dengan UPI ekspor, sehingga rantai bisnis menjadi lebih efisien dan kompetitif,” jelas Direktur Pengolahan Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto.
Baca Juga : Program Mudik Gratis Nataru 2024/2025: Respons Positif, Tantangan Kepadatan dan Keselamatan Transportasi
Dukungan Blue Economy
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa pemberdayaan nelayan kecil menjadi prioritas dalam kebijakan ekonomi biru (blue economy) KKP. Program hilirisasi ini diharapkan mampu memperkuat posisi UMK dalam rantai pasok industri perikanan ekspor.
Widya menyatakan bahwa model hilirisasi berbasis komunal ini memiliki potensi besar untuk direplikasi di wilayah lain. Namun, dukungan pemerintah daerah dalam bentuk regulasi, infrastruktur, dan supervisi tetap diperlukan agar operasional berjalan optimal.
“Dengan pengelolaan profesional, mini plant ini bisa menjadi agregator yang kuat, mulai dari pengepul, pengolah, hingga mitra UPI, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat pesisir,” pungkas Widya.