breaking news
Home » Kereta Cepat Shinkansen Dihadapkan pada Peningkatan Penumpang dan Tantangan Infrastruktur

Kereta Cepat Shinkansen Dihadapkan pada Peningkatan Penumpang dan Tantangan Infrastruktur

Bagikan :

Shinkansen Hadapi Ledakan Penumpang dan Tantangan Infrastruktur di Tengah Arus Wisatawan. ( Sumber Metrotvnews )

Nusantara1News – Jalur kereta cepat legendaris Jepang, Tokaido Shinkansen, mencatat lonjakan jumlah penumpang yang signifikan seiring meningkatnya kunjungan wisatawan dan persiapan gelaran World Expo di Osaka. Sebagai jalur penghubung antara Tokyo dan Osaka, lintasan ini kembali menjadi salah satu koridor transportasi tersibuk di Jepang, Jumat (16/5) dikutip dari Metrotvnews.

Baca Juga : 100 Hari Presiden Prabowo Subianto, Tingkat Kepuasan Capai 80,9% Jubir Kementrans Sebut Pemimpin Dekat dengan Rakyat

Selama periode liburan Golden Week, yang berlangsung dari 25 April hingga 6 Mei, volume penumpang meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya, menyentuh angka 4,4 juta orang. Bahkan di luar musim liburan, lonjakan penumpang tetap terjadi, didorong oleh arus wisatawan mancanegara yang terus bertambah.

Pada tahun 2023, Tokaido Shinkansen telah mengangkut 158 juta penumpang, melonjak drastis dari hanya 64 juta penumpang pada masa pandemi tahun 2020.

Tantangan Infrastruktur dan Inovasi Teknologi

Meski permintaan kian meningkat, jalur ini kini dihadapkan pada permasalahan infrastruktur yang mulai menua. Operator kereta, JR Central, tengah memacu upaya modernisasi dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan robotika.

“Kami menjajaki penggunaan AI dan robot, mengingat perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat,” kata Tomoyuki Minami, Manajer Umum Perencanaan Teknologi JR Central, dalam wawancaranya dengan Channel News Asia.

Perusahaan juga tengah mengembangkan sistem operasi otomatis dan inspeksi berbasis teknologi yang dirancang untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja serta mengurangi biaya operasional hingga USD550 juta dalam 10–15 tahun mendatang. Kebutuhan untuk memperkuat struktur lama seperti terowongan dan tiang penyangga turut mendorong percepatan transformasi ini.

Pemeriksaan Ketat Jaga Keamanan

Di fasilitas Depo Oi di Tokyo salah satu dari empat depo utama kereta-kereta Shinkansen yang telah beroperasi lebih dari setengah abad rutin menjalani pemeriksaan menyeluruh. Sekitar 160 teknisi melakukan pengecekan setiap dua hari demi memastikan seluruh sistem, mulai dari kelistrikan hingga rem, berjalan optimal.

Inspeksi menyeluruh dilakukan setiap 45 hari, sedangkan pembongkaran komponen utama seperti rem dan roda dilakukan setiap 20 bulan. Setelah menempuh perjalanan sejauh 1,6 juta kilometer, setiap unit kereta akan menjalani pemeriksaan menyeluruh.

“Saya harus menyelesaikan satu rangkaian dalam waktu 50 menit. Bisa 12 rangkaian dalam sehari,” ujar Mizuki Inokoshi, teknisi senior di Depo Oi. “Kami harus teliti tanpa celah keselamatan penumpang adalah prioritas utama.”

Langkah Maju: Proyek Maglev Supercepat

Tak hanya fokus pada perawatan jalur lama, Jepang juga tengah membangun masa depan transportasi dengan proyek kereta maglev superkonduktor: Chuo Shinkansen. Proyek sepanjang 515 kilometer ini dirancang untuk mempersingkat waktu tempuh Tokyo–Osaka menjadi hanya 67 menit.

Fase awal proyek dari Tokyo ke Nagoya awalnya direncanakan rampung pada 2027, namun kini tertunda hingga setidaknya 2034 karena kendala lingkungan. Biaya proyek pun membengkak hingga USD48 miliar.

Baca Juga : 100 Hari Presiden Prabowo Subianto, Tingkat Kepuasan Capai 80,9% Jubir Kementrans Sebut Pemimpin Dekat dengan Rakyat

Meski rute ini telah dilayani oleh Tokaido Shinkansen, JR Central memandang maglev sebagai jalur cadangan penting yang akan memperkuat ketahanan transportasi nasional, khususnya jika infrastruktur lama terdampak oleh usia atau bencana seperti gempa bumi.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *