
Nusantara1News – Kementerian Kehutanan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi lonjakan wisatawan di taman-taman konservasi selama libur Lebaran Idulfitri 2025. Berbagai strategi disiapkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memastikan kenyamanan pengunjung.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa pengaturan daya dukung dan daya tampung (DDDT) akan diterapkan secara ketat. “Untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kenyamanan wisatawan, saya instruksikan pengelola kawasan konservasi untuk menerapkan pembatasan daya dukung dan daya tampung,” ujarnya, dikutip dari Metrotvnews Kamis, 10 Maret 2025.
Baca Juga : Presiden Prabowo Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Kepentingan Rakyat
Untuk mengakomodasi lonjakan wisatawan tanpa melebihi kapasitas yang ditetapkan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh kawasan konservasi dapat menerapkan sistem shift, baik untuk pengunjung maupun kendaraan wisata. Informasi mengenai jadwal kunjungan dan kuota pengunjung akan disosialisasikan secara intensif melalui media sosial, radio, serta papan informasi di lokasi wisata.
“UPT diharapkan secara aktif mensosialisasikan informasi terkait waktu pembagian shift serta kuota pengunjung guna memastikan kelancaran kunjungan wisatawan di kawasan konservasi,” jelas Raja Antoni.
Selain itu, seluruh kawasan konservasi diwajibkan menerapkan sistem pembayaran non-tunai (cashless payment). Tiket masuk hanya dapat dibeli menggunakan metode digital seperti QRIS dan mesin EDC. Sosialisasi terkait kebijakan ini juga akan diperluas agar pengunjung dapat melakukan persiapan sebelum berkunjung.
Dalam hal pengelolaan lingkungan, Kementerian Kehutanan menekankan pentingnya penerapan prinsip zero waste dengan meningkatkan patroli sampah secara berkala serta menyediakan tempat sampah di area-area strategis.
Tak hanya itu, aspek keselamatan dan kenyamanan pengunjung juga menjadi prioritas. Raja Antoni menginstruksikan agar rambu-rambu dan papan peringatan dipasang dengan jelas. Koordinasi dengan fasilitas kesehatan terdekat juga dilakukan untuk mengantisipasi keadaan darurat, sementara BMKG dan pusat vulkanologi akan memantau kondisi cuaca serta aktivitas geologi di kawasan konservasi.
“Jika terjadi cuaca ekstrem atau bencana alam, kawasan wisata dapat ditutup sementara demi keamanan pengunjung,” tegasnya.
Baca Juga : Sinergi Solid Diperlukan untuk Mewujudkan SDGS, Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi
Untuk memastikan pengawasan yang optimal, setiap UPT diwajibkan menyusun jadwal piket bagi petugas selama periode libur Lebaran. “Laporan hasil pemantauan disampaikan secara berkala kepada pimpinan yang selalu siaga guna memastikan kondisi tetap terkendali. Kepala UPT diharapkan standby dan siap mengantisipasi berbagai kemungkinan,” pungkas Raja Antoni.