breaking news
Home » Kemensos Giatkan Penguatan Ekonomi Hijau Lewat Kerajinan Berbasis Lingkungan

Kemensos Giatkan Penguatan Ekonomi Hijau Lewat Kerajinan Berbasis Lingkungan

Bagikan :

Kemensos Galakkan Pemberdayaan Berkelanjutan Lewat Pelatihan Kerajinan Ramah Lingkungan. ( sumber Detiknews )

Nusantara1News – Dalam rangka memperingati 50 tahun Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Kementerian Sosial (Kemensos) mengadakan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat sejak 28 Juni 2025. Inisiatif ini mencerminkan arah baru kebijakan sosial Kemensos yang kini berfokus pada pemberdayaan produktif berkelanjutan, bukan sekadar bantuan sosial.

Baca Juga : Tanpa Perlu Visa, 4 Negara Eropa Ini Siap Terima Warga Indonesia

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menjelaskan bahwa Kemensos tengah melakukan transformasi pendekatan dari bantuan jaminan sosial menuju model pemberdayaan yang meningkatkan kemandirian dan produktivitas masyarakat secara ekologis.

“Pendekatan baru ini tidak hanya mendorong produktivitas warga, tapi juga menjaga lingkungan,” ujar Agus dalam pernyataan resminya, Senin (30/6) dikutip dari Detiknews.

Salah satu program unggulan dilaksanakan di Kulon Progo, Yogyakarta, melalui kolaborasi antara Kemensos, Yayasan Kumala, dan Murakabi Craft. Fokus kegiatan ini adalah pelatihan pengolahan limbah pelepah pisang menjadi kerajinan bernilai ekonomi, seperti kursi berbahan serat pisang, karpet, keranjang multifungsi, hingga kertas daur ulang.

Sebanyak 100 peserta mengikuti pelatihan intensif, termasuk 50 orang yang mendalami teknik anyaman lanjutan. Menurut Manajer Pemasaran Murakabi Craft, Muhammad Othman Moerbayatma, pelatihan ini merupakan bagian dari rantai produksi jangka panjang berbasis kemitraan. Murakabi Craft juga ditunjuk sebagai pembeli utama (off-taker) produk hasil pelatihan.

“Kami tidak ingin pelatihan ini hanya berhenti di kelas. Ada skema lanjutan berupa pembentukan kelompok produksi, mentoring teknis, hingga pemesanan awal yang menjamin keberlanjutan usaha masyarakat,” jelas Othman.

Murakabi Craft, yang telah berdiri sejak 1999 dan rutin mengekspor produk kerajinan ke luar negeri, berkomitmen untuk mendampingi peserta dalam produksi, kurasi, hingga proses ekspor. Harga produk kerajinan dari pelepah pisang berkisar antara Rp30.000 hingga Rp1 juta, sementara upah pengrajin lokal berkisar dari Rp7.000 hingga Rp100.000 per unit.

“Dengan adanya sistem pesanan yang jelas dan pendampingan berkelanjutan, masyarakat bisa memproduksi dari rumah untuk pasar global,” tambah Othman.

Baca Juga : Tanpa Perlu Visa, 4 Negara Eropa Ini Siap Terima Warga Indonesia

Wakil Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, mengapresiasi inisiatif Kemensos yang dinilainya membawa dampak nyata bagi masyarakat lokal. Ia menilai program ini sebagai bukti konkret upaya memberdayakan warga melalui pendekatan kolaboratif dan inovatif.

Peringatan setengah abad PSM ini menjadi momen penting dalam menegaskan kembali peran pekerja sosial sebagai ujung tombak pemberdayaan masyarakat. Skema pemberdayaan terpadu seperti ini menunjukkan bahwa solusi sosial yang berkelanjutan bisa dibangun melalui kemitraan strategis antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *