breaking news
Home » Kemenpora Bantu Penyelenggaraan Kejuaraan Dunia dan Latihan Atlet Selancar Indonesia

Kemenpora Bantu Penyelenggaraan Kejuaraan Dunia dan Latihan Atlet Selancar Indonesia

Bagikan :

Cahaya pelangi membias di langit saat Rio Waida mengikuti sesi latihan selancar Olimpiade Paris 2024 di lepas pantai Teahupoo, Tahiti, Polinesia Perancis, Selasa (23/7/2024). (Sumber gambar : AFP/JEROME BROUILLET)

Nusantara1News – Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) mengamankan dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) untuk menyelenggarakan ajang bergengsi World Surfing League (WSL) dan menjalankan program pelatnas bagi atlet-atlet nasional.

Manajer tim nasional surfing Indonesia, Egy Adhitya Hilman, menjelaskan bahwa kerja sama resmi itu dituangkan dalam dua dokumen pada acara “Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Induk Organisasi Cabang Olahraga (IOCO)” pada Senin (14/4).

Baca Juga : Kemenkes Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan Lewat Quick Win RSUD

“Jadi kita itu kemarin MOU ada dua dokumen MOU. Yang pertama adalah bantuan pelatnas untuk tahun anggaran 2025 itu dari Januari sampai dengan Desember. Untuk pelatnas senior ya. Lalu ada MOU yang kedua itu adalah bantuan untuk kegiatan event World Surfing League, jadi kejuaraan dunia Qualifying Series untuk mengumpulkan poin,” kata Egy seperti yang dikutip dari ANTARA, Rabu (16/4).

Dari total 13 cabang olahraga yang memperoleh anggaran Kemenpora, PB PSOI termasuk salah satu penerima dengan nilai bantuan yang signifikan. Untuk pelatnas surfing, dana yang dikucurkan mencapai Rp8,9 miliar, sementara untuk penyelenggaraan WSL, PSOI menerima dukungan sebesar Rp7,4 miliar.

Pelatnas akan digelar di Bali, melibatkan delapan atlet senior—lima putra dan tiga putri. Di antaranya adalah nama-nama besar seperti Rio Waida, Bronson Meydi, Dhany Widianto, I Made Joi Satriawan, dan I Made Pajar Ariayana. Di sektor putri, tim diisi oleh Taina Angel Izquierdo, Kailani Johnson, dan Dhea Natasya.

“Pelatnas ini kita yang pasti untuk persiapan Olimpiade, lalu untuk Asian Games juga karena SEA Games sepertinya kita tidak main ya (nomor tidak dipertandingkan),” jelas Egy.

Prestasi timnas surfing Indonesia cukup menjanjikan. Dalam Asian Surfing Championship 2024 di Thulusdhoo, Maladewa, Indonesia berhasil mengamankan satu slot putra dan satu slot putri untuk Asian Games 2026 di Aichi-Nagoya, Jepang. Tim Merah Putih membawa pulang medali emas dan perak dari kategori Men’s Open lewat aksi I Made Pajar Ariayana dan I Made Joi Satriawan. Sementara di sektor Women’s Open, Indonesia menjadi yang terbaik secara regional.

Untuk WSL, PB PSOI akan kembali menyelenggarakan dua seri turnamen Qualifying Series di Krui dan Nias, yang sudah menjadi bagian dari kalender resmi WSL. Turnamen ini disebut sebagai langkah penting dalam membuka peluang bagi atlet nasional untuk merasakan atmosfer kompetisi bertaraf internasional.

“Mungkin 33–35 atlet Indonesia yang turun. Makanya kami selalu mendorong event-event QS ini lebih banyak ada di Indonesia,” ujar Egy.

Ia menambahkan, selain hemat biaya perjalanan dibanding mengirim atlet ke luar negeri, penyelenggaraan turnamen ini juga akan melibatkan pemerintah daerah setempat.

“Anggaran akan digunakan sesuai dengan kebutuhan ya. Karena kan suatu bagian dari kompetisi itu kan ada budget kompetisi itu sendiri dan budget hospitality-nya. Jadi kita akan maksimalkan untuk budget kompetisi bantuannya,” jelas Egy.

Meski tantangan pendanaan tetap ada, pihak PB PSOI menyambut baik bantuan yang diberikan.

Baca Juga : Kemenkes Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan Lewat Quick Win RSUD

“Mudah-mudahan bantuan tersebut bisa kita gunakan sebaik-baiknya. Kalau bicara cukup nggak cukup relatif ya. Jadi Alhamdulillah intinya kami dari PSOI masih diberikan kepercayaan dalam bentuk bantuan,” pungkasnya.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *