breaking news
Home » Kemenperin Tegaskan Industri Mainan RI Cetak Surplus 5 Tahun Berturut-turut

Kemenperin Tegaskan Industri Mainan RI Cetak Surplus 5 Tahun Berturut-turut

Bagikan :

Ilustrasi industri mainan anak (sumber gambar:infogram.com)

Nusantara1News – Industri mainan anak di Indonesia menunjukkan performa gemilang dalam perdagangan internasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor ini sukses mencatatkan surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut, dengan nilai ekspor pada 2024 mencapai USD610 juta atau sekitar Rp10 triliun (kurs Rp16.390).

Baca Juga : Perubahan Skema Iuran BPJS Kesehatan: Kelas Rawat Inap Standar Gantikan Kelas 1, 2, 3 pada 2025

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa capaian ini merefleksikan kekuatan sektor manufaktur Indonesia yang mampu bertahan di tengah tantangan global.

“Ini merupakan pencapaian yang membanggakan sekaligus juga membuktikan ketangguhan industri manufaktur Indonesia di arena internasional. Artinya, di tengah disrupsi ekonomi dunia, industri manufaktur dalam negeri masih terbukti memiliki ketahanan dan daya saing yang kuat di level global,” ujarnya di Jakarta, Jumat (20/6) dilansir dari laman Antara news.

Menurut Agus, ekspor mainan anak nasional naik 13,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Amerika Serikat menjadi pasar utama dengan kontribusi sebesar 48 persen dari total ekspor, diikuti oleh Inggris, Singapura, China, dan Jerman.

Kemenperin juga mencatat tren positif sejak 2020, dengan nilai surplus ekspor mainan anak mencapai USD231 juta (Rp3,7 triliun), meningkat menjadi USD317 juta (Rp5,2 triliun) pada 2021, dan USD364 juta (Rp5,9 triliun) pada 2022. Meski sedikit turun pada 2023 ke angka USD292 juta (Rp4,78 triliun), nilai surplus kembali naik di 2024 sebesar USD317 juta (Rp5,2 triliun).

“Negara tujuan ekspor terbesar untuk industri mainan anak nasional yaitu ke Amerika Serikat sebesar 48 persen dari total ekspor mainan anak Indonesia,” jelas Agus.

Bahkan, di pasar AS, produk Indonesia menyumbang 2 persen dari total impor mainan negara tersebut, dengan nilai mencapai USD289 juta (Rp4,73 triliun). Produk unggulan yang diekspor antara lain boneka, stuffed toys, mainan skala/model, hingga blok set.

“Hal ini mengindikasikan masih besarnya peluang ekspor Indonesia untuk penetrasi ke pasar domestik Amerika Serikat,” tambahnya.

Salah satu contoh keberhasilan datang dari PT Royal Regent Indonesia (RRI), perusahaan yang berada di Kendal, Jawa Tengah. Baru beroperasi penuh sejak November 2023, RRI yang merupakan bagian dari Walden Toys Group Hong Kong, berhasil mengekspor enam kontainer mainan senilai USD688.662 atau Rp11 miliar ke AS dan negara lain.

Produk yang dikirim antara lain kursi mainan anak, baju boneka, dan traktor mainan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Reni Yanita menyatakan bahwa Indonesia kini menempati peringkat ke-22 dari 195 negara dalam kontribusi ekspor mainan global, dengan pangsa pasar sebesar 0,48 persen.

“Capaian ini menandakan potensi besar industri mainan anak nasional untuk tumbuh lebih kompetitif di pasar internasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” ungkapnya.

Sebagai sektor padat karya dan ekspor, industri ini telah menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja melalui 204 unit usaha—terdiri dari 124 industri besar dan menengah, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM mainan anak.

Sentra-sentra IKM tersebut tersebar di Jawa Tengah (4 sentra), Jawa Timur (1 sentra), dan Jawa Barat (5 sentra).

Baca Juga : Perubahan Skema Iuran BPJS Kesehatan: Kelas Rawat Inap Standar Gantikan Kelas 1, 2, 3 pada 2025

Kemenperin menilai, tren positif ini semakin memperkuat posisi industri manufaktur Indonesia, serta menjadi sinyal kuat bahwa sektor mainan anak dalam negeri siap bersaing secara global dengan kualitas dan daya saing tinggi.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *