breaking news
Home » Kemenperin dan IAS Berkolaborasi Dorong Pertumbuhan Kawasan Aerotropolis

Kemenperin dan IAS Berkolaborasi Dorong Pertumbuhan Kawasan Aerotropolis

Bagikan :

Gedung Kementerian Perindustrian. Sumber: Metrotvnews

Nusantara1News – Pemerintah mendukung rencana pengembangan kawasan Aerotropolis oleh InJourney Aviation Services (IAS). Kawasan ini akan menghubungkan bandara dengan berbagai fasilitas di sekitarnya, seperti area industri, perumahan, gudang, pusat pertemuan, dan bisnis ritel.

“Kami sangat mendukung langkah IAS ini karena diharapkan ekosistem tersebut dapat memberikan dampak positif bagi berbagai sektor industri, terutama di bidang kargo dan logistik,” ujar Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat menerima kunjungan delegasi IAS di Kantor Kemenperin, Senin (13/1) seperti yang dikutip dari laman Metrotvnews.

Baca Juga : Penyaluran Bantuan Sektor Perikanan Tangkap oleh KKP Tembus Rp 104,8 Miliar

Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur guna meningkatkan konektivitas, yang selama ini menjadi salah satu penyebab tingginya biaya operasional dalam sektor logistik.

Faisol menyampaikan bahwa kawasan aerotropolis memiliki potensi untuk mendorong munculnya klaster bisnis baru yang menarik, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang luas berkat kemudahan konektivitas untuk pergerakan barang dan manusia.

Dari sisi investasi, Faisol menambahkan, kawasan ini menawarkan sejumlah kelebihan. Pertama, kawasan ini didukung oleh sarana transportasi yang terintegrasi dengan jaringan jalan yang memadai.

“Selain itu, infrastruktur pendukung seperti penyediaan air dan listrik juga sudah sangat baik. Hal ini harus menjadi salah satu poin utama dalam rencana pengembangan kawasan ini, karena tidak banyak daerah lain yang memiliki keunggulan serupa,” jelasnya.

Direktur Utama IAS, Dendi Tegar Danianto, mengungkapkan bahwa perusahaannya memiliki pengalaman lebih dari lima tahun di industri logistik dan terminal kargo, menjadikannya mitra yang handal bagi pemerintah. Saat ini, IAS mengelola sembilan hub kargo udara utama dan 39 terminal kargo di seluruh Indonesia untuk mendukung distribusi industri, baik di pasar domestik maupun untuk kegiatan ekspor-impor.

Dendi menjelaskan, meskipun biaya pengiriman melalui kargo udara cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi darat atau laut, kargo udara menjadi pilihan utama untuk industri yang membutuhkan kecepatan atau mengutamakan pengiriman tepat waktu. Ia juga menambahkan bahwa harga layanan kargo udara IAS cukup kompetitif jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Baca Juga : Penyaluran Bantuan Sektor Perikanan Tangkap oleh KKP Tembus Rp 104,8 Miliar

Untuk memaksimalkan potensi air cargo hub yang ada, Dendi menjelaskan bahwa IAS berencana mengembangkan kawasan aerotropolis seluas 80 hektare di Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Kawasan ini akan mencakup berbagai fasilitas seperti perumahan, perkantoran, pusat olahraga, rumah sakit, area ritel, pergudangan, hotel, dan pusat pameran.

“Dengan lokasi gudang yang akan terhubung langsung dan memiliki akses khusus ke bandara, serta kedekatannya dengan pusat MICE untuk pameran, kawasan ini akan menjadi satu kesatuan yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo,” ujarnya.

Selain itu, pasar logistik global diperkirakan akan mencapai USD 12,68 triliun pada 2025. Tren positif ini sejalan dengan pertumbuhan pesat e-commerce, yang diprediksi akan mencapai USD 7,4 triliun pada tahun yang sama, sehingga menuntut adanya inovasi untuk menciptakan sektor logistik yang lebih efisien.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *