
Nusantara1News – Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Antoni Arif Priadi mengungkapkan bahwa proses pemindahan pelabuhan untuk beberapa komoditas impor ke wilayah Indonesia Timur sedang berjalan.
Baca Juga : Kemenkes Lakukan Evaluasi Rutin, Pastikan Layanan Cek Kesehatan Gratis Efektif
“Kami tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk ini,” ujar Antoni di Jakarta pada hari Rabu (30/4) dikutip dari Antaranews.
Antoni juga menyampaikan bahwa ada usulan agar barang-barang mewah bisa dialihkan ke pelabuhan yang ada di Makassar. Ia menambahkan bahwa ada enam komoditas impor yang akan masuk melalui pelabuhan di Makassar, di antaranya alas kaki, pakaian jadi, aksesoris, elektronik, dan keramik.
“Memang akan ada tambahan biaya logistik untuk impor barang ke Indonesia, namun ini penting untuk menghindari masalah seperti yang dialami Sritex. Ini seperti dua sisi mata uang, dan kami masih membahasnya,” katanya.
Sementara itu, Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya siap mengikuti kebijakan pemerintah terkait pemindahan pintu masuk barang impor ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur.
Pelindo berharap kebijakan ini didasari oleh kajian yang mendalam dan tetap mempertimbangkan biaya logistik. Prasetyo juga menambahkan bahwa Pelindo memberikan masukan terkait alur logistik baru untuk memastikan distribusi barang menjadi lebih efisien.
“Kami memberikan saran-saran dan juga bekerja sama dengan Bappenas untuk memonitor biaya logistik nasional agar tidak ada kesalahan perhitungan,” jelas Prasetyo.
Prasetyo menjelaskan bahwa pemindahan pintu masuk pelabuhan ini akan berdampak pada harga jual produk, namun secara keseluruhan proses logistik akan lebih efisien dibandingkan jika semuanya terpusat di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya.
Baca Juga : Kemenkes Lakukan Evaluasi Rutin, Pastikan Layanan Cek Kesehatan Gratis Efektif
“Jika pelabuhan dipindahkan ke Makassar, akan ada keseimbangan kargo. Pengiriman ke Indonesia Timur yang sering kembali kosong akan lebih efisien. Jika beberapa komoditas barang mewah masuk ke Makassar atau Sorong, saat kembali ada muatan, sehingga proses logistik dan rantai pasokan akan lebih efisien,” tambahnya.