breaking news
Home » Kemendes PDT Tekankan Peran Komunitas dalam Menjembatani Kesenjangan Akses Digital

Kemendes PDT Tekankan Peran Komunitas dalam Menjembatani Kesenjangan Akses Digital

Bagikan :

Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desar dan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Mulyadin Malik. ( sumber Antaranews )

Nusantara1News – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) menekankan pentingnya peran komunitas lokal dalam memperkecil kesenjangan digital antara wilayah kota dan desa di Indonesia.

Baca Juga : Krisis Fokus pada Remaja: Dampak Pola Konsumsi Konten TikTok

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa dan Daerah Tertinggal, Mulyadin Malik, yang menyoroti kerja sama antara Kedutaan Besar Inggris dan Common Room Networks Foundation organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan komunitas dalam memberikan pelatihan literasi dan keterampilan digital bagi kelompok-kelompok marjinal.

“Selama lima tahun, program ini dijalankan lewat School of Community Network yang telah memberi dampak nyata di 11 lokasi proyek di berbagai daerah,” ujar Mulyadin saat membuka Pameran Jejaring Warga di Jakarta, Jumat (2/4) dikutip dari Antaranews.

Ia menambahkan bahwa inisiatif ini tidak hanya menyediakan infrastruktur teknologi, tetapi juga memperkuat kemampuan warga dalam mengelola jaringan digital secara mandiri.

“Keberhasilan program ini didorong oleh pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap kegiatan, dari perencanaan hingga pengelolaan. Ini membentuk rasa kepemilikan dan menjamin keberlanjutan,” katanya.

Di era digital saat ini, Mulyadin menegaskan bahwa akses internet dan teknologi bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan hak dasar setiap individu. Namun, masih ada kesenjangan signifikan, khususnya di daerah terpencil dan tertinggal.

Dengan lebih dari 17.000 pulau dan 75.265 desa, Indonesia menghadapi tantangan tersendiri dalam mewujudkan konektivitas digital yang inklusif. Karena itu, Kemendes PDT terus berkomitmen memperluas akses teknologi melalui berbagai kebijakan dan kolaborasi internasional.

Salah satu contoh inovatif dari program ini adalah pembangunan Menara Internet Bambu di Sumba, yang memanfaatkan bahan lokal untuk menyokong jaringan nirkabel di desa-desa.

“Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat beradaptasi dengan kondisi lokal dan mengangkat kearifan masyarakat untuk menciptakan solusi berkelanjutan,” tutur Mulyadin.

Common Room Networks Foundation, berbasis di Bandung, kini dikenal sebagai lembaga yang aktif membangun ekosistem digital dan budaya berbasis komunitas.

Baca Juga : Krisis Fokus pada Remaja: Dampak Pola Konsumsi Konten TikTok

Capaian dari School of Community turut dipamerkan dalam Pameran Jejaring Warga di Bentara Budaya Jakarta pada 2–9 Mei, yang menampilkan hasil pelatihan digital, artefak budaya, serta infrastruktur teknologi buatan komunitas sejak program ini dimulai tahun 2020.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *