
Nusantara1News – Suasana di Teddy’s Cocina sebuah restoran di Pasadena tetap ramai saat pengungsi kebakaran hutan datang untuk makan siang, sementara warga lainnya mencari perlindungan dari udara penuh asap yang menyelimuti kota.
“Sulit bernapas,” ungkap Dulce Perez, seorang koki di restoran tersebut, menggambarkan situasi di tengah kabut tebal yang menyengat mata pada Kamis. Kabut asap itu terlihat jelas sekitar 3,2 kilometer dari salah satu lokasi kebakaran besar yang melanda wilayah Los Angeles. “Kami hanya berusaha tetap berada di dalam ruangan,” tambahnya.
Baca Juga : Emisi Gas Rumah Kaca China Melonjak, 13 Miliar Ton pada 2021
Pekan ini, saat kebakaran hutan meluas dan asap tebal menyelimuti Los Angeles, pihak berwenang mengeluarkan peringatan terkait kualitas udara. Sekolah-sekolah terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar, sementara para ilmuwan mengingatkan dampak berbahaya bahkan mematikan dari paparan asap kebakaran hutan.
Di berbagai penjuru kota terbesar kedua di Amerika Serikat tersebut, warga merasa cemas dengan kondisi udara yang terasa menyengat dan mengganggu pernapasan akibat abu, jelaga, serta asap dari kobaran api yang telah merusak sekitar 10.000 bangunan.
Pembersih udara habis terjual di sejumlah toko besar, menurut keterangan dari karyawan di empat lokasi yang berbeda. Sebagian warga memilih menutup rapat jendela untuk mencegah asap masuk ke rumah mereka. Sementara itu, pejabat Los Angeles menghimbau penduduk di wilayah terdampak asap agar tetap berada di dalam ruangan.
Meskipun kualitas udara mulai menunjukkan perbaikan pada hari Jumat, peringatan tetap diberlakukan hingga malam hari. Kandungan partikel berbahaya di udara masih tercatat empat kali lebih tinggi dari batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Di Pasadena Convention Center, yang sementara dijadikan lokasi penampungan darurat, para relawan dari organisasi kemanusiaan global CORE, yang didirikan oleh Sean Penn, membagikan masker N95 pada hari Jumat.
Sunny Lee, manajer program tanggap darurat, menyoroti kerentanan tunawisma terhadap kondisi udara yang buruk.
“Mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung, sehingga terpaksa menghadapi kualitas udara yang buruk di luar tanpa perlindungan masker,” kata Lee. “Karena itu, kami mendorong mitra kami untuk menjangkau komunitas-komunitas ini dengan masker N95. Kami berusaha mendistribusikan sebanyak mungkin.”
Baca Juga : Kerugian Kebakaran Hutan Los Angeles Tembus Rp2.430 Triliun
ASAP TEBAL MENYELIMUTI LANGIT
Dipicu oleh hembusan angin kencang dan vegetasi kering akibat tidak turunya hujan yang berkepanjangan, kebakaran hutan di Los Angeles yang terjadi sejak Selasa telah melalap lebih dari 34.000 acre (13.760 hektare) atau sekitar 53 mil persegi (137 km persegi). Beberapa area di Los Angeles kini hanya menyisakan abu dan puing-puing.
Asap dari kebakaran hutan biasanya mengandung gas beracun dan partikel berbahaya, membuatnya jauh lebih berbahaya dibandingkan polusi udara biasa. Selain membakar vegetasi, kebakaran ini juga melahap bangunan, rumah, kendaraan, dan berbagai material yang mengandung plastik, bahan bakar, logam, serta bahan kimia lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Para ahli kesehatan lingkungan dan dokter mengingatkan bahwa partikel halus dari asap ini sangat berbahaya, terutama bagi individu dengan penyakit paru-paru atau jantung, serta kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
Carlos Gould, ilmuwan kesehatan lingkungan dari University of California San Diego, mencatat bahwa konsentrasi partikel halus di Los Angeles mencapai tingkat yang mengkhawatirkan antara 40 hingga 100 mikrogram per meter kubik pada awal pekan ini sebelum menurun menjadi sekitar 20 mikrogram per meter kubik pada Jumat. Sebagai perbandingan, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan batas maksimum 5 mikrogram per meter kubik.
“Asap kebakaran hutan yang kita alami di Los Angeles dalam beberapa hari terakhir diperkirakan dapat meningkatkan angka kematian harian sebesar 5-15%,” ujar Gould.
Dr. Afif El-Hasan, juru bicara American Lung Association, menambahkan bahwa zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari kebakaran terutama dari bahan buatan manusia yang terbakar dapat menembus paru-paru lebih dalam dan bahkan masuk ke aliran darah.
“Ketika Anda harus bekerja lebih keras untuk bernapas dan tubuh mengalami tekanan seperti itu, beban pada jantung pun meningkat. Inilah alasan mengapa kita melihat peningkatan kasus serangan jantung,” jelas Dr. Afif El-Hasan.
Asap dari kebakaran hutan menjadi keluhan bahkan di luar area terdampak langsung. Angin yang membawa asap ke arah laut membuat pelanggan di Potholder Cafe, Long Beach, menolak duduk di luar ruangan.
Baca Juga : Jimmy Carter Tutup Usia di 100 Tahun, Pemimpin Visioner dan Pejuang Hak Asasi
Veronica Gutierrez manajer kafe, mengungkapkan bahwa meskipun ia telah membeli pembersih udara untuk rumahnya, itu tidak memberikan banyak perubahan. “Kami benar-benar bisa mencium bau seperti sesuatu yang terbakar,” katanya. Dikutip dari laman Reuters.
Para ahli memperingatkan bahwa risiko kesehatan tidak berakhir setelah api padam. Justin Gillenwater, direktur perawatan luka bakar di Los Angeles General Medical Center, menyoroti kemungkinan dampak jangka panjang bagi individu dengan gangguan pernapasan dan alergi akibat menghirup asap.
“Dampak ini tidak hanya akan terlihat dalam beberapa minggu, tetapi berpotensi berlangsung hingga bertahun-tahun,” ungkap Gillenwater.