breaking news
Home » Indonesia Tetap Optimis Program JETP Berjalan, Meski AS Ambil Keputusan Berbeda

Indonesia Tetap Optimis Program JETP Berjalan, Meski AS Ambil Keputusan Berbeda

Bagikan :

RI Tetap Lanjutkan Program JETP Meski AS Hengkang dari Pendanaan. ( sumber CNBC Indonesia )

Nusantara1News – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa program Just Energy Transition Partnership (JETP) akan terus berjalan meskipun Amerika Serikat menarik diri dari inisiatif pendanaan transisi energi ini.

Baca Juga : TNI AU Persiapkan SDM dan Drone Baru untuk Amankan Natuna Utara

Keputusan AS dipengaruhi oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang menarik negaranya dari Perjanjian Iklim Paris, sehingga tidak lagi terikat pada regulasi terkait emisi, termasuk penggunaan bahan bakar fosil.

“Walaupun Amerika mengundurkan diri, komitmen untuk JETP tetap berlanjut dengan target mendukung transisi energi Indonesia menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (24/3) dikutip dari CNBC Indonesia.

Indonesia menargetkan kontribusi finansial sebesar 31,89% dari dalam negeri dan 43% dari dukungan internasional pada tahun 2030. Hingga saat ini, JETP telah menerima pendanaan internasional sebesar US$ 1,1 miliar untuk 54 proyek, dengan 9 proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara 45 proyek lainnya menerima hibah senilai US$ 233 juta.

Negara-negara maju dalam International Partners Group (IPG) juga telah menyiapkan jaminan senilai US$ 1 miliar melalui Multilateral Development Banks (MDB) Guarantee guna mempercepat pelaksanaan proyek energi bersih.

Beberapa proyek strategis dalam JETP yang tengah dikembangkan mencakup proyek geotermal Muara Labuh di Sumatera Barat, yang ditargetkan beroperasi pada 2027, serta sejumlah proyek lain yang masih dalam tahap perencanaan.

Baca Juga : Gotong royong TNI bersama warga perbatasan RI-Malaysia

Sebagai informasi, JETP merupakan skema pendanaan transisi energi senilai lebih dari US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang diinisiasi Indonesia bersama negara-negara maju dalam IPG untuk mendukung percepatan transisi energi bersih.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *