
Nusantara1News – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas pasar keuangan domestik, khususnya terkait imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN), di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat (AS).
“Bersama Bank Indonesia, Pemerintah Indonesia juga terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Memastikan likuiditas valas tetap terjaga,” ujar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam keterangannya dikutip dari laman RRI.co.id, Jumat (4/4/2025).
Baca Juga : Presiden Prabowo Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Kepentingan Rakyat
Kemlu menegaskan bahwa upaya menjaga stabilitas ini bertujuan untuk memberikan kepastian bagi para pelaku usaha serta menjaga kestabilan perekonomian nasional secara keseluruhan.
“Sejak awal, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan berbagai strategi dan langkah untuk menghadapi penerapan tarif resiprokal AS. Bahkan, sampai melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS,” lanjut pernyataan tersebut.
Untuk menghadapi tantangan ini, tim lintas kementerian/lembaga bersama perwakilan Indonesia di AS dan para pelaku usaha nasional telah menjalin koordinasi yang intensif.
“Pemerintah Indonesia akan terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan. Termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS,” tegas Kemlu.
Baca Juga : Presiden Prabowo Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Kepentingan Rakyat
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memitigasi dampak kebijakan tarif resiprokal serta menjaga daya saing ekonomi Indonesia di kancah global.