Nusantara1News – Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, kembali membuat langkah besar dalam dunia sepak bola. Di awal pekan ini, ia secara resmi mengirimkan surat kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menyatakan bahwa Indonesia ingin menjadi tuan rumah tunggal untuk Piala Asia 2031.
Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan olahraga sepak bola di tingkat internasional. Dengan pengajuan tersebut, Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi besar terhadap penyelenggaraan turnamen bergengsi di Asia tersebut.
Proses pengajuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia 2031 juga mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto. Dukungan ini tercermin setelah Erick Thohir mengumumkan niat tersebut kepada publik, yang disampaikan setelah pertemuan pribadi dengan Presiden Prabowo mengenai perkembangan sepak bola di Indonesia.
Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela rapat kerja di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (10/11/2024). Dengan restu dari Presiden, langkah ini semakin menguatkan tekad Indonesia untuk mewujudkan ambisi besar menjadi tuan rumah Piala Asia yang akan datang.
Baca Juga : Performa Meningkat, Persija Tempati Papan Atas Liga 1
”Indonesia memasukkan bidding untuk menjadi tuan rumah tunggal Piala Asia 2031. Kita terakhir menjadi tuan rumah Piala Asia tahun 2007 bersama tiga negara lain,” ucap Erick dalam keterangan pers.
”Kami ingin menjadi tuan rumah tunggal di ajang bergengsi itu,” tambahnya.
Pada tahun 2007, Indonesia bersama tiga negara tetangga di Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dipercaya untuk menjadi penyelenggara Piala Asia. Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai tempat dilangsungkannya laga final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Dalam pertandingan puncak tersebut, Irak berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan Arab Saudi. Keberhasilan ini menandai momen bersejarah bagi Indonesia sebagai tuan rumah turnamen sepak bola tingkat Asia.
Erick Thohir, yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyatakan bahwa Indonesia memiliki modal yang cukup untuk melanjutkan jejak sukses sebagai tuan rumah Piala Asia, setelah Arab Saudi yang akan menjadi tuan rumah pada 2027. Pengalaman Indonesia dalam menyelenggarakan Piala Dunia U-17 2023 menjadi bekal berharga untuk meraih ambisi tersebut.
FIFA pun memberikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam menyelenggarakan turnamen sepak bola dunia termuda itu, yang semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai calon tuan rumah event-event olahraga internasional bergengsi di masa depan.
”Kita pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 sehingga dari segi kesiapan panpel (panitia pelaksana) dan fasilitas stadion berstandar FIFA sudah terpenuhi,” kata Erick yang pernah menjabat Presiden Inter Milan periode 2013-2018.
Indonesia memiliki waktu sekitar tiga tahun untuk mematangkan konsep pencalonan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2031, mengingat garis waktu pengajuan tuan rumah Piala Asia edisi 2027. Pendaftaran calon tuan rumah akan dibuka oleh AFC pada akhir 2024, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Pengumuman tuan rumah Piala Asia 2031 kemungkinan besar akan disampaikan pada Kongres AFC 2027, memberi Indonesia waktu yang cukup untuk memastikan kesiapan dan meraih peluang tersebut.
Mematangkan persiapan pencalonan sebagai tuan rumah Piala Asia 2031 tentu bukanlah tugas yang mudah. Terlebih lagi, Qatar telah menetapkan standar tinggi sebagai penyelenggara dengan memanfaatkan stadion-stadion dan fasilitas latihan Piala Dunia 2022 untuk menggelar turnamen sepak bola Asia tersebut. Keberhasilan Qatar dalam menyelenggarakan turnamen besar itu menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menunjukkan kapasitas dan kesiapan dalam mengelola event sebesar Piala Asia.
Arab Saudi juga menjadikan Piala Asia 2027 sebagai bagian dari persiapan mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Dengan menggunakan turnamen ini sebagai ajang pematangan, mereka fokus pada pengembangan sumber daya manusia serta peningkatan fasilitas pertandingan dan non-pertandingan. Tujuan utamanya adalah memastikan kesiapan mereka untuk menyelenggarakan Piala Dunia dengan sukses, baik dari segi infrastruktur maupun manajemen.
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk menyelenggarakan turnamen internasional, seperti yang telah terbukti dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 dan Piala Dunia U-17 2023.
Pengalaman dalam mengelola event-event besar ini menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengatur logistik, infrastruktur, dan manajemen acara dengan baik. Namun, untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2031, Indonesia perlu mempersiapkan beberapa hal penting, seperti peningkatan infrastruktur stadion, akomodasi, transportasi, serta sistem keamanan yang memadai. Selain itu, persiapan dalam aspek promosi dan kolaborasi dengan berbagai pihak juga sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran penyelenggaraan turnamen tersebut.
Baca Juga : Inilah 4 Tim yang Lolos ke Grand Final IPL 2024
Lalu, apa saja yang perlu disiapkan Indonesia?
Minimal delapan stadion
Piala Asia 2031 akan tetap melibatkan 24 tim, mengikuti format yang diterapkan sejak Piala Asia 2023 pada Januari-Februari 2024. Untuk menyelenggarakan turnamen ini, AFC menetapkan bahwa tuan rumah harus memiliki setidaknya delapan stadion dengan standar minimal bintang tiga dunia.
Standar kualitas yang merujuk pada kategori UEFA mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kualitas rumput stadion, instalasi teknologi, hingga fasilitas pendukung seperti ruang ganti pemain dan wasit. Selain itu, tuan rumah juga harus memperhatikan akses tribune penonton, jalur transportasi untuk kendaraan pribadi dan umum, pencahayaan, zona naratama, serta ruang kerja media, semuanya harus memenuhi kriteria tinggi untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan selama turnamen.
Pada Piala Asia 2023, Qatar menggunakan sembilan stadion, dengan tujuh di antaranya merupakan stadion yang digunakan pada Piala Dunia 2022. Sementara itu, Arab Saudi telah menyiapkan delapan stadion untuk Piala Asia 2027, salah satunya adalah Stadion Aramco di Al Khobar yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Saat ini, Indonesia baru memiliki enam stadion yang mendekati standar yang ditetapkan, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Manahan (Surakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Internasional Jakarta (JIS), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali). Meskipun belum memenuhi sepenuhnya, stadion-stadion ini memiliki kualitas yang cukup untuk menjadi bagian dari persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia 2031.
Keenam stadion tersebut jelas memerlukan pemugaran dan renovasi menengah agar dapat memenuhi standar AFC untuk Piala Asia 2031. Selain itu, Indonesia juga perlu menyiapkan minimal dua stadion tambahan untuk memastikan ketersediaan fasilitas yang cukup bagi penyelenggaraan turnamen bergengsi tersebut.
Dua stadion terbaru yang digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) terakhir, yaitu Stadion Lukas Enembe di Sentani dan Stadion Utama Sumatera Utara di Deli Serdang, bisa menjadi alternatif tambahan.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sempat merencanakan pembangunan megastadion baru di Ibu Kota Nusantara, namun proyek ini masih sebatas wacana. Meskipun pemerintah telah melakukan renovasi pada 18 stadion di luar stadion yang digunakan untuk Piala Dunia U-17 2023, sebagian besar stadion tersebut masih kesulitan memenuhi standar yang ditetapkan untuk turnamen utama AFC.
Mayoritas stadion yang ada di Indonesia saat ini memiliki kapasitas di bawah 20.000 kursi tunggal dan fasilitas yang terbatas, termasuk untuk tamu naratama dan ruang kerja media. Mulai Piala Asia 2031, AFC menetapkan bahwa stadion tuan rumah harus memiliki kapasitas lebih dari 20.000 kursi tunggal, serta fasilitas yang memadai untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan penyelenggaraan turnamen.
Baca Juga : Kebaya Indonesia Diajukan ke UNESCO, Fokus Pengakuan Gobal
24 lapangan latihan
Selain stadion, AFC juga mewajibkan calon tuan rumah untuk menyediakan 24 lapangan latihan yang memenuhi standar FIFA. Sebagai contoh, Qatar memberikan layanan optimal kepada 24 peserta Piala Asia 2023 dengan menyediakan lapangan latihan khusus bagi setiap tim.
Hal ini memungkinkan setiap peserta untuk mengatur waktu dan durasi latihan mereka dengan fleksibel. Selain itu, fasilitas ruang ganti dan kualitas rumput lapangan yang digunakan juga sudah sangat mumpuni, mendukung kelancaran dan kenyamanan bagi para pemain dan tim.
Merujuk pada Piala Dunia U-17 2023, Indonesia memiliki 19 arena latihan yang sudah memenuhi standar FIFA. Namun, sebagian lapangan tersebut masih perlu pemugaran agar kualitasnya setara dengan yang digunakan pada Piala Dunia U-17 2023.
Contohnya, Lapangan Sidolig di Bandung yang sebelumnya digunakan sebagai arena latihan utama Persib Bandung kini telah ditinggalkan, karena kualitas rumputnya yang buruk akibat kurangnya perawatan setelah turnamen.
Dengan tingginya kebutuhan akan lapangan latihan berstandar internasional, penentuan kota tuan rumah Piala Asia 2031 harus dilakukan dengan cermat. PSSI dan pemerintah perlu memilih kota-kota yang sudah memiliki lapangan latihan berkualitas, seperti Jakarta, Surakarta, Bali, dan Surabaya, untuk memastikan kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan turnamen ini.
Hotel sesuai kebutuhan tim
Kebutuhan akan lapangan latihan yang berkualitas untuk menentukan kota tuan rumah sejalan dengan ketersediaan hotel bintang lima yang memadai bagi tim peserta. Hotel-hotel ini tidak hanya harus menyediakan kamar tamu yang nyaman dan sesuai standar, tetapi juga fasilitas tambahan seperti pusat kebugaran yang dapat menampung 26 pemain dari setiap tim peserta. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan kesiapan fisik tim selama turnamen berlangsung.
Selain itu, hotel-hotel yang dipilih juga harus dilengkapi dengan fasilitas seperti kolam renang, restoran yang dapat menyesuaikan kebutuhan spesifik tim, serta ruang terbuka yang memungkinkan tim melakukan latihan ringan.
Mengacu pada Piala Asia 2023, sebanyak 24 tim menginap di hotel-hotel yang berbeda, berbeda dengan Piala Dunia U-17 2023 di mana tim Indonesia, misalnya, menginap di hotel yang sama dengan tim Maroko di Surabaya, Jawa Timur.
Dengan ambisi dan komitmen besar dari pemerintah dan PSSI, Indonesia seharusnya tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan infrastruktur tersebut.
Namun, penting agar keinginan menjadi tuan rumah Piala Asia 2031 tidak mengorbankan kebutuhan mendasar yang lebih mendesak untuk kesejahteraan masyarakat.