
Nusantara1News – Aliansi Penerbit Independen (Independent Publishers Alliance), sebuah kelompok penerbit kecil dan mandiri, resmi mengajukan gugatan antimonopoli kepada Komisi Eropa. Gugatan ini ditujukan kepada Google terkait fitur AI Overviews dalam mesin pencarinya, yang dinilai merugikan industri media, Minggu (6/7) dikutip dari Antaranews.
Mengutip laporan TechCrunch pada Minggu, kelompok tersebut menuding Google telah mengeksploitasi konten dari situs-situs web tanpa izin untuk dimanfaatkan dalam AI Overviews. Mereka menyatakan hal ini menyebabkan penurunan signifikan pada lalu lintas pengunjung, jumlah pembaca, dan pendapatan iklan bagi para penerbit berita.
Keluhan tersebut juga menekankan bahwa para penerbit tidak diberikan kendali untuk memilih keluar dari penggunaan konten mereka oleh AI Google kecuali jika mereka bersedia tidak tampil sama sekali dalam hasil pencarian.
Fitur AI Overviews mulai diperkenalkan Google lebih dari setahun lalu, dan meski menuai kritik karena beberapa hasil jawabannya keliru atau menyesatkan, perusahaan tetap melanjutkan pengembangannya. Kini, teknologi itu disebut-sebut menjadi salah satu faktor utama turunnya trafik ke berbagai situs berita.
Di sisi lain, juru bicara Google menyatakan bahwa fitur pencarian berbasis AI justru memberi ruang bagi pengguna untuk mengeksplorasi lebih banyak topik, yang menurutnya membuka peluang visibilitas baru bagi penerbit dan pelaku bisnis digital. Mereka juga membantah bahwa fitur tersebut menggerus trafik penerbit, dengan alasan bahwa data yang digunakan dalam tudingan tersebut tidak utuh. “Perubahan trafik bisa disebabkan oleh banyak hal,” tegas perwakilan Google.
Menurut laporan The Wall Street Journal, kehadiran teknologi AI seperti AI Overviews maupun chatbot milik Google telah menyebabkan berkurangnya kunjungan ke situs-situs berita.
Dalam menghadapi tantangan ini, sejumlah media besar seperti The Atlantic dan The Washington Post menyerukan perlunya transformasi model bisnis industri media. Beberapa bahkan memilih menjalin kemitraan dengan perusahaan AI untuk menciptakan sumber pendanaan baru.
Contohnya, The New York Times telah menyepakati perjanjian lisensi konten editorial dengan Amazon guna melatih sistem AI mereka. Kerja sama serupa juga dilakukan oleh The Atlantic dengan OpenAI. Sementara itu, startup AI Perplexity menyatakan akan membagi pendapatan iklan dengan penerbit jika konten mereka digunakan oleh chatbot milik perusahaan.