breaking news
Home » Generasi Muda Diajak Tinggalkan Hidup Instan dan Lebih Peduli Bumi oleh Kemenag

Generasi Muda Diajak Tinggalkan Hidup Instan dan Lebih Peduli Bumi oleh Kemenag

Bagikan :

Ritual pindapata umat Buddha di Jakarta: Biksu menerima derma atau persembahan saat ritual Pindapata atau mengumpulkan sumbangan dari umat Buddha di Jalan Benyamin Sueb Kemayoran, Jakarta, Minggu (4/5/2025)( ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/tom)

Nusantara1News – Momen Waisak menjadi cerminan kehidupan sederhana dan penuh makna. Para biksu berjalan kaki tanpa membawa apa pun selain mangkuk derma, sembari menerima persembahan dari umat Buddha. Pindapata tidak hanya tentang memberi dan menerima, tetapi juga tentang memperkuat nilai kepedulian dan mengikis ego.

Baca Juga : Kelola Limbah Jadi Berkah, Tukarkan Minyak Jelantah ke Pertamina Sekarang

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi, menyampaikan bahwa Waisak bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan pengingat untuk hidup lebih harmonis dengan alam serta mengendalikan diri dari hawa nafsu yang merusak.

“Damai dengan alam. Bagaimana kita bereaksi dengan alam. Kita bisa mengendalikan diri dengan bijaksana, tidak tamak, tidak serakah, tidak penuh dengan kebencian, karena itu akan ada impact ke masyarakat. Itu dalam keseharian,” cetus Supriyadi, Sabtu (10/5) dilansir dari Media Indonesia.

Ia juga mengingatkan generasi muda agar tidak terjebak dalam gaya hidup yang hanya mengejar kesenangan sesaat. Dalam ajaran Buddha, kelahiran sebagai manusia adalah berkah besar yang tidak boleh disia-siakan.

“Kalau ke anak muda, jangan mengejar kepuasan sesaat. Anak sekarang enggak mikir ke depan. Dalam agama Buddha, lahir sebagai manusia itu tidak mudah, maka manfaatkan. Kalau terlahir manusia akan bahagia. Kalau jadi manusia tidak melakukan kebaikan maka kita bisa terlahir sebagai binatang. Terlahir sebagai manusia itu anugerah yang harus disyukuri,” ujarnya.

Supriyadi menekankan bahwa melakukan kebaikan bukanlah hal besar yang sulit dicapai. Salah satu bentuknya adalah kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

“Maka kita harus peduli dengan lingkungan. Bahagia tidak hanya di alam surga,” katanya.

Baca Juga : Kelola Limbah Jadi Berkah, Tukarkan Minyak Jelantah ke Pertamina Sekarang

Ritual Pindapata dan peringatan Waisak tahun ini menjadi pengingat bahwa hidup selaras dengan alam dan sesama adalah fondasi menuju kebahagiaan sejati—bukan hanya di alam spiritual, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *