breaking news
Home » Ekosistem Mangrove Bangkit, Ekonomi Berakit Ikut Terdongkrak

Ekosistem Mangrove Bangkit, Ekonomi Berakit Ikut Terdongkrak

Bagikan :

Hutan mangrove berangsur pulih, ekosistem pun membaik dan nelayan pun menerima berkah, antara lain, hasil tangkapan kepiting, ikan dan lain-lain makin membaik. ( sumber Mongabay.co.id )

Nusantara1News – Abdul Malik, Ketua RW 02 di Desa Berakit, Bintan, masih menyimpan kenangan kuat tentang masa kelam ketika hutan mangrove di desanya ditebang demi produksi arang Rabu (9/4) di kutip dari Mongabay.co.id.

Baca Juga : Kemenkop Perkuat Ekosistem Petani Tebu di Jatim untuk Dukung Ketahanan Gula

Warga kala itu menebang pohon bakau, memindahkan kayu ke atas perahu kecil, dan mengolahnya di dapur pembakaran sederhana berbentuk kubah bata. Aktivitas ini menjadi denyut ekonomi desa sejak era 1920-an.

Produksi arang menjadi tumpuan hidup warga, termasuk perempuan. Salah satunya Monika Sabaria dari Suku Laut, yang mengangkat batang kayu bersama dua anak gadisnya. Dengan upah yang minim, mereka bekerja dari pagi hingga sore, jauh dari laut tempat mereka dulu mencari ikan dan teripang.

Namun, titik balik terjadi pada awal 2000-an ketika pemerintah melarang eksploitasi mangrove. Dapur arang pun berhenti beroperasi, berganti fungsi menjadi objek wisata budaya. Banyak warga, seperti Monika dan suaminya, kembali menjadi nelayan dan ikut dalam program rehabilitasi mangrove.

Kini, pemulihan hutan mangrove di Berakit dijalankan bersama-sama oleh masyarakat, khususnya perempuan. Kelompok-kelompok seperti KUEP Melati, KUEP Tenggiri, Pokmaswas Srikandi, dan KUM Kepiting aktif membibit, menanam, hingga mengelola hasil laut dan mangrove. Mereka tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat ekonomi keluarga lewat usaha makanan, batik alami, hingga produk olahan hasil laut.

Dampaknya mulai terasa. Ekosistem membaik, tangkapan kepiting dan ikan meningkat, dan perempuan desa pun menjadi penggerak ekonomi baru. Pemerintah pun turut mendukung dengan membentuk kawasan konservasi laut dan melibatkan warga dalam perencanaan pembangunan desa.

Baca Juga : Kemenkop Perkuat Ekosistem Petani Tebu di Jatim untuk Dukung Ketahanan Gula

Dengan semangat gotong royong, masyarakat Berakit membuktikan bahwa pelestarian alam bisa sejalan dengan kemajuan ekonomi bahkan dipimpin oleh tangan-tangan perempuan yang dulu bekerja di dapur arang.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *