breaking news
Home » Ekonomi Jerman Kian Terpuruk, Mengalami Resesi Berkepanjangan Selama Dua Tahun Berturut-turut

Ekonomi Jerman Kian Terpuruk, Mengalami Resesi Berkepanjangan Selama Dua Tahun Berturut-turut

Bagikan :

Bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance) Sumber: CNBC Indonesia

Nusantara1News – Perekonomian Jerman Kembali Melemah untuk Tahun Kedua Berturut-turut di 2024, Menandai Resesi Terpanjang dalam Lebih dari Dua Dekade
Produk domestik bruto (PDB) Jerman dilaporkan turun 0,2% dibandingkan tahun sebelumnya, berdasarkan data awal yang dirilis Rabu oleh Kantor Statistik Federal, Destatis. Sebelumnya, pada 2023, ekonomi Jerman juga mengalami kontraksi sebesar 0,3%.

Negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini tengah menghadapi sejumlah tantangan berat, seperti krisis di sektor perumahan yang berkepanjangan dan tekanan dalam industri otomotifnya. Pada 2024, sektor manufaktur dan konstruksi mencatat kinerja buruk, sementara sektor jasa berhasil tumbuh di tengah kesulitan.

Baca Juga : PM Anwar dan PM Inggris Bahas Kemitraan Ekonomi Strategis Baru

Presiden Destatis, Ruth Brand, mengatakan pada Jumat (17/1/2025) bahwa perekonomian Jerman terhambat oleh kombinasi tekanan siklus dan struktural.
“Faktor-faktor ini mencakup meningkatnya persaingan di pasar ekspor utama, tingginya biaya energi, suku bunga yang tetap tinggi, serta ketidakpastian prospek ekonomi,” jelasnya dalam wawancara yang dikutip oleh CNBC International.

Dalam pembacaan awal untuk kuartal keempat 2024, ekonomi Jerman tercatat mengalami penurunan sebesar 0,1% pada periode Oktober hingga Desember. Namun, angka resmi untuk PDB kuartal tersebut akan diumumkan akhir bulan ini.

Robin Winkler, Kepala Ekonom Jerman Deutsche Bank, menyatakan bahwa kontraksi tahunan ekonomi Jerman tidak mengejutkan, menyebutkan bahwa penurunan ini mencerminkan hilangnya momentum di awal musim dingin, dengan ketidakpastian politik di Berlin dan Washington berperan penting dalam perkembangan ini.

Lembaga penelitian ekonomi Jerman, Ifo, memperingatkan bahwa tanpa adanya perubahan dalam kebijakan ekonomi, Jerman akan kesulitan menghindari stagnasi pada 2025. Ifo memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan mencapai 0,4% dalam skenario optimis.

Baca Juga : 7 Gaya Penipuan Terbaru Sedot Rekening, dari Kode QR hingga Undangan

Lebih lanjut, Ifo menambahkan bahwa jika reformasi tidak dilakukan, perusahaan manufaktur Jerman mungkin akan terus memindahkan produksi dan investasi mereka ke luar negeri. Selain itu, sektor produktivitas akan terhambat karena sektor manufaktur yang lebih efisien digantikan oleh sektor jasa dengan pertumbuhan yang lebih lambat.

Namun, Ifo juga optimis, menyatakan bahwa dengan kebijakan yang tepat, investasi dan pekerjaan di Jerman bisa menjadi lebih menarik, sehingga perekonomian negara tersebut dapat tumbuh sekitar 1%.

Mengutip laporan Sky News, Jerman kini tengah menghadapi resesi yang telah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut, dengan periode stagnasi ekonomi terpanjang sejak Perang Dunia Kedua. Masa depan ekonomi Jerman akan sangat dipengaruhi oleh hasil pemilihan umum yang akan datang.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *