breaking news
Home » Ekonomi Biru Dorong Konservasi dan Rekor Pendapatan KKP 2024

Ekonomi Biru Dorong Konservasi dan Rekor Pendapatan KKP 2024

Bagikan :

Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Senin 2 Desember pagi, meninjau langsung kegiatan produksi siklus kedua Tambak BINS Karawang. Sumber gambar : KKP web

Nusantara1News – Sektor kelautan dan perikanan kembali mencatat prestasi gemilang dengan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp2,16 triliun per 30 Desember 2024. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berdiri, mencerminkan keberhasilan strategi ekonomi biru yang digagas Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Strategi Lima Pilar Ekonomi Biru

Menteri Trenggono menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat lima program utama ekonomi biru yang diterapkan secara konsisten sejak 2021 yaitu sebagai berikut.

Baca Juga : RI Ciptakan Rekor, Impor Solar Berkurang 4,5 Juta KL Berkat Biodiesel

Pertama adalah Perluasan Kawasan Konservasi Laut. Luas kawasan konservasi mencapai 29,9 juta hektare pada 2024, melampaui target 29,3 juta hektare. Target 2030 sebesar 32,5 juta hektare juga semakin dekat. Dua kawasan konservasi, Nusa Penida dan Gili Matra, kini telah diakui sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) oleh International Maritime Organization (IMO).

Kedua, Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota. Kebijakan ini mencegah overfishing dan mendistribusikan nilai ekonomi ke daerah. Hingga November 2024, produksi perikanan tangkap mencapai 6,7 juta ton, dengan PNBP perikanan tangkap menyumbang Rp966,02 miliar.

Ketiga, Pengembangan Budidaya Ramah Lingkungan. Produksi ikan budi daya meningkat 13,64% menjadi 6,37 juta ton. Sementara itu, produksi rumput laut naik 10,82% menjadi 10,80 juta ton. Komoditas ekspor seperti udang, kepiting, dan lobster juga mencatat peningkatan signifikan.

Keempat, Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau Kecil. Program ini memastikan pemanfaatan sumber daya di kawasan pesisir dilakukan secara bijaksana.

Kelima, Penanganan Sampah Plastik di Laut. Melalui gerakan Bulan Cinta Laut (BCL), KKP berhasil mengumpulkan 744,60 ton sampah plastik dengan melibatkan 1.763 nelayan.

Kontribusi Nasional yang Signifikan

Subsektor perikanan menyumbang 2,54% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III 2024 dengan nilai Rp407 triliun. Pertumbuhan PDB subsektor ini beranjak dari -2,68% di 2023 menjadi 2,25% pada 2024, mengungguli subsektor lain seperti tanaman pangan dan peternakan.

Ekspor produk perikanan juga mencatat kenaikan dengan nilai US$4,81 miliar selama Januari-Oktober 2024, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produk perikanan Indonesia kini diterima di 140 negara, dengan Amerika Serikat, Tiongkok, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa menjadi pasar utama.

Baca Juga : Penyaluran Bantuan Sektor Perikanan Tangkap oleh KKP Tembus Rp 104,8 Miliar

Tantangan dan Harapan

Meski capaian ini patut diapresiasi, Menteri Trenggono mengingatkan pentingnya konsistensi dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan persaingan global.

“Ekonomi biru bukan hanya soal angka, tetapi juga soal keberlanjutan. Keberhasilan ini harus terus dijaga untuk memastikan ekosistem laut tetap lestari dan masyarakat pesisir semakin sejahtera,” tegas Trenggono, seperti yang di kutip dari laman CNBC Indonesia.

Dengan pendekatan berbasis data, inovasi, dan kolaborasi, sektor kelautan dan perikanan Indonesia berpeluang menjadi pilar penting dalam menciptakan keseimbangan ekologi dan ekonomi di masa depan.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *