
Nusantara1News – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa salah satu langkah pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 adalah dengan meningkatkan konsumsi listrik per kapita hingga 6.500 Kilo Volt Ampere (kVA).
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, konsumsi listrik per kapita perlu kita dorong ke angka 6.000 hingga 6.500 kVA,” ujarnya dalam acara peresmian PLTA Jatigede di Sumedang yang disiarkan secara daring pada Senin (20/1) seperti di kutip dari CNBC Indonesia.
Baca Juga : Menteri UMKM dan Menko PM Dorong Digitalisasi UMKM Lewat Shopee Live
Bahlil menjelaskan bahwa konsumsi listrik per kapita di Indonesia saat ini masih berada di kisaran 4.500 hingga 5.000 kVA, yang dinilai belum memadai untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut.
Saat ini, konsumsi listrik per kapita di Indonesia berada di kisaran 4.500 hingga 5.000 kVA. Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, jika konsumsi hanya naik menjadi 5.500 hingga 6.000 kVA, pertumbuhan ekonomi hanya dapat dipertahankan di angka sekitar 6.000 hingga 7.000 kVA.
Bahlil menjelaskan bahwa salah satu langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor kelistrikan adalah pembangunan 26 proyek pembangkit listrik, sebagian besar berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas total 3,2 Giga Watt (GW). Proyek ini telah melibatkan investasi sebesar Rp 72 triliun.
Baca Juga : Pemerintah RI Mau Batasi Anak Main Medsos
“Kami melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa dari total 26 proyek ini, nilai investasinya mencapai Rp 72 triliun. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden untuk mempersiapkan infrastruktur listrik demi mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%,” jelasnya dalam peresmian PLTA Jatigede.
Selain itu, Bahlil juga menyebutkan peresmian 11 proyek jaringan transmisi gardu induk yang memiliki total panjang 739,7 kilometer sirkuit dan kapasitas gardu induk sebesar 1.740 Mega Volt Ampere (MVA). “Proyek ini memungkinkan penyaluran listrik dari pembangkit baru untuk memenuhi kebutuhan energi nasional,” tambahnya.