
Nusantara1News – Dalam upaya mempercepat transformasi sektor pertanian Indonesia, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengunjungi Wageningen University and Research (WUR) di Belanda—institusi terkemuka dunia dalam bidang pertanian. Kunjungan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menggandeng mitra internasional dalam riset dan pengembangan teknologi pangan.
Baca Juga : Kemenkes Lakukan Evaluasi Rutin, Pastikan Layanan Cek Kesehatan Gratis Efektif
Didampingi oleh Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, serta perwakilan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudaryono menjajaki berbagai peluang kolaborasi inovatif. Kunjungan yang berlangsung pada Kamis (1/5) tersebut disebut sebagai langkah konkret untuk memperkuat kapasitas teknologi pertanian dalam negeri.
“Kami berada di Wageningen University and Research, universitas terbaik dunia di bidang pertanian. Bersama Prof. Arif Satria dan tim, kami mencari solusi atas berbagai tantangan pangan dan pertanian di Indonesia,” ujar Wamentan dikutip dari Antara.
Ia menegaskan bahwa fokus utama kolaborasi ini adalah mengeksplorasi teknologi pertanian modern yang dapat diadaptasi untuk kondisi iklim dan sosial ekonomi Indonesia. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat daya saing petani lokal, dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan impor.
“Sehingga kita bisa segera mewujudkan swasembada pangan dan menjadi negara yang betul-betul berdaulat dalam bidang pangan,” lanjutnya.
Dalam diskusi intensif bersama peneliti WUR, Wamentan—yang akrab disapa Mas Dar—menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas komoditas strategis seperti kedelai. Menurutnya, ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai harus segera diakhiri melalui inovasi teknologi.
“Indonesia tidak bisa terus bergantung pada kedelai impor. Kita butuh terobosan teknologi agar petani mampu memproduksi kedelai secara lebih efisien dan berdaya saing,” tegasnya.
Sejumlah skema kerja sama yang dibahas antara lain pengembangan varietas kedelai tahan iklim tropis, pemanfaatan sistem pertanian presisi berbasis data dan kecerdasan buatan (AI), hingga pelatihan teknis dan pertukaran peneliti antara kedua negara.
Menurut Wamentan, kolaborasi ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan teknologi canggih, tetapi juga memperkuat sistem riset dan pendidikan pertanian Indonesia.
“Kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal memperkuat sistem riset, inovasi, dan pendidikan pertanian di tanah air,” ujarnya.
Sudaryono menyebut bahwa WUR memiliki keunggulan dalam agroteknologi dan riset tropis yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mempercepat swasembada pangan dan membangun sektor pertanian modern yang berbasis sains.
Ia menutup kunjungannya dengan penegasan bahwa Kementerian Pertanian terbuka terhadap segala bentuk inovasi dan kemitraan strategis.
Baca Juga : Kemenkes Lakukan Evaluasi Rutin, Pastikan Layanan Cek Kesehatan Gratis Efektif
“Kunjungan ini menjadi simbol kuat bahwa pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan krisis pangan dan ketergantungan impor serta peningkatan kesejahteraan petani,” pungkasnya.