
Nusantara1News – PT Pertamina (Persero) terus berinovasi dalam mengembangkan bahan bakar nabati sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Setelah sukses dengan bioetanol berbasis jagung dan tebu, kini Pertamina mulai mengkaji potensi bahan bakar baru dari gandum. Untuk mendukung penelitian ini, Pertamina telah menjalin kerja sama dengan Universitas Mataram.
“Kita juga baru-baru ini ada kajian dengan Universitas Mataram itu dari batang gandum,” ujar SVP Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, dalam acara Special Dialogue Swasembada Energi CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (18/2/2025) seperti yang dikutip dari laman CNBC Indonesia.
Baca Juga : Komisi DPR Jadwalkan Pemanggilan Mendikdasmen Terkait Sistem Baru PPDB dan UN
Jika penelitian ini membuahkan hasil, Pertamina berencana meningkatkan skala produksi bahan bakar berbasis gandum guna memenuhi kebutuhan energi, terutama di wilayah Jawa yang menjadi pusat konsumsi gasoline.
“Dan itu berusaha kita scale up lebih besar lagi. Mudah-mudahan bisa di daerah Jawa karena sentral kebutuhan gasoline ada di Jawa,” jelas Oki.
Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan gasoline nasional. Dari total kebutuhan sebesar 36 juta kiloliter, sekitar 20 juta kiloliter masih bergantung pada impor.
Sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru, Oki menyebut Indonesia perlu belajar dari India yang telah sukses meningkatkan kapasitas produksi bioetanol secara signifikan.
“Mudah-mudahan beberapa inisiatif hulu dan hilir dan terbarukan itu bisa sama-sama kita kejar,” tuturnya.
Baca Juga : Menteri UMKM dan Menko PM Dorong Digitalisasi UMKM Lewat Shopee Live
Dengan berbagai inovasi yang terus dikembangkan, Pertamina optimistis dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Upaya ini diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia.