
Nusantara1News – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi tentang Pelestarian Gletser (High-Level Conference on Glaciers Preservation/HLCGP) yang digelar di Dushanbe, Tajikistan, pada 29–31 Mei 2025.
Baca Juga : Musrenbangdes Tanjung Medan Bahas Prioritas Dana Desa 2025
Ajang internasional ini menjadi platform strategis untuk memperkuat kerja sama global dalam menjaga kelestarian gletser, sebagai bagian dari upaya bersama merespons darurat iklim yang semakin mendesak Minggu (1/6) dikutip dari Metrotvnews.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI, konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 2.200 peserta dari 65 negara, termasuk pemimpin tinggi negara-negara seperti Perdana Menteri Pakistan, serta wakil dari Iran, Zimbabwe, Gambia, dan Maladewa.
Selain itu, sekitar 70 lembaga internasional juga turut hadir, di antaranya Wakil Sekjen PBB Amina J. Mohammed, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Sekretaris Eksekutif UNESCAP, dan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Air.
Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, dalam pidato pembukaannya mengungkapkan keprihatinan mendalam atas laju pencairan gletser, yang telah menyebabkan hilangnya lebih dari 600 gigaton es dalam beberapa dekade terakhir.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Amina J. Mohammed, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, dukungan pendanaan iklim yang berkelanjutan, serta pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dalam sesi pleno, Wamenlu RI menyampaikan bahwa meskipun Indonesia berada di wilayah tropis, dampak mencairnya gletser tetap dirasakan secara nyata.
“Indonesia memang negara tropis, namun kami juga memiliki gletser. Kini, 99 persen dari gletser di Puncak Carstensz, Papua, telah menghilang akibat perubahan iklim,” jelas Arrmanatha.
Ia juga menekankan bahwa krisis iklim merupakan faktor utama di balik pencairan gletser dan mendorong pentingnya memperkuat sistem kerja sama multilateral sebagai respon kolektif.
“Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kepercayaan terhadap mekanisme multilateral, termasuk melalui pendanaan iklim yang adil dan perluasan akses terhadap teknologi adaptif. Melindungi gletser berarti melindungi masa depan umat manusia,” tambahnya.
Baca Juga : Musrenbangdes Tanjung Medan Bahas Prioritas Dana Desa 2025
Konferensi ini merupakan yang pertama kalinya membahas secara khusus isu pelestarian gletser di tingkat tinggi. Partisipasi aktif Indonesia menegaskan posisinya dalam mendorong kolaborasi global yang inklusif dan berbasis solusi dalam menghadapi krisis iklim. Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju masa depan yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.