breaking news
Home » BPS Catat Produksi Gabah Meroket, Pemerintah Diminta Kendalikan Harga di Pasar

BPS Catat Produksi Gabah Meroket, Pemerintah Diminta Kendalikan Harga di Pasar

Bagikan :

Petani Berharap HPP Gabah Naik Jadi Rp 7.000 Per Kilogram (sumber gambar : kompas.id)

Nusantara1News – Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) pada Januari hingga Maret 2025 meningkat signifikan sebesar 52,4 persen atau bertambah 5,18 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan kenaikan ini, total produksi GKG diperkirakan mencapai 15,06 juta ton dari sebelumnya 9,88 juta ton.

“Untuk beras diperkirakan produksinya naik 52,3 persen,” ujar Kepala BPS Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Dalam Negeri, Selasa (4/2) seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia.

Baca Juga : Kelola Limbah Jadi Berkah, Tukarkan Minyak Jelantah ke Pertamina Sekarang

Sepanjang 2024, produksi beras tercatat mencapai 30,62 juta ton. Beberapa provinsi yang menjadi penyumbang produksi tertinggi adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Selain itu, produksi jagung pilihan kering juga diprediksi mengalami kenaikan sebesar 41,38 persen atau bertambah 1,41 juta ton, dari 3,40 juta ton menjadi 4,81 juta ton pada Januari – Maret 2025.

“Produksi jagung paling besar berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lampung, Gorontalo, dan Jawa Barat,” tambah Amalia.

Di tengah peningkatan produksi, BPS mencatat harga beras masih mengalami kenaikan di berbagai tingkat perdagangan, mulai dari penggilingan hingga eceran, pada awal 2025.

Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Januari 2025 tercatat naik 0,92 persen secara bulanan. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, harga ini justru mengalami penurunan sebesar 4,30 persen.

Sementara itu, harga beras di tingkat grosiran mengalami inflasi sebesar 0,56 persen secara bulanan dan 1,11 persen secara tahunan.

Baca Juga : Program Mudik Gratis Nataru 2024/2025: Respons Positif, Tantangan Kepadatan dan Keselamatan Transportasi

Sedangkan di tingkat eceran, harga beras juga mengalami inflasi sebesar 0,36 persen secara bulanan dan 2,29 persen secara tahunan.

Sebagai informasi, harga beras yang dicatat BPS merupakan rata-rata dari berbagai jenis kualitas beras di seluruh wilayah Indonesia.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *