Nusantara1News – Bank Indonesia (BI) siap memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) guna mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintah. Deputi Gubernur BI, Juda Agung, mengungkapkan bahwa bank sentral telah menyediakan insentif khusus bagi perbankan yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan rakyat, real estate, dan konstruksi.
Baca Juga : Bersinergi dalam Pengawasan, Wamen ESDM Siapkan RPT 2025
“Pada kebijakan KLM, insentif sudah tersedia bagi bank yang mendukung sektor perumahan rakyat. Program ini akan terus dimonitor dan diperkuat untuk mendukung target pemerintah,” kata Juda, seraya menambahkan bahwa detail kebijakan lanjutan akan segera diumumkan, seperti yang di kutip pada laman CNBC Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mendukung langkah ini dengan mendorong perbankan untuk menjaga likuiditas agar program tersebut berjalan lancar. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa perbankan memainkan peran strategis dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Likuiditas hingga November 2024 masih sangat ample, terlihat dari rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) sebesar 112,94% dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 25,57%,” jelas Dian. Ia menambahkan bahwa rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 213,07%, sementara loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 87,34%.
Baca Juga : Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Puluhan Ribu Narapidana
Dengan likuiditas yang memadai, BI dan OJK optimistis program pembangunan 3 juta rumah akan terealisasi secara optimal, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo.
