
Nusantara1News – Badan Gizi Nasional (BGN) tengah menggodok skema perlindungan asuransi yang menyeluruh dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Perlindungan ini dirancang tidak hanya untuk para pekerja di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), tetapi juga bagi para penerima manfaat program tersebut.
Baca Juga : 7 Gaya Penipuan Terbaru Sedot Rekening, dari Kode QR hingga Undangan
“Asuransinya harus dibuat sebagai bagian dari biaya operasional. Itu yang sekarang kami pikirkan,” ujar Deputi Bidang Sistem Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu dikutip dari laman Antara news.
Tigor menuturkan bahwa pegawai internal BGN telah terlindungi melalui skema BPJS. Namun, untuk pekerja di SPPG yang menjadi ujung tombak layanan langsung, BGN tengah mengupayakan jaminan serupa tanpa memotong upah yang mereka terima.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa potensi risiko seperti kecelakaan kerja di dapur MBG hingga insiden kebakaran juga menjadi perhatian serius. Menurutnya, perlindungan terhadap insiden tersebut perlu masuk dalam perhitungan biaya operasional.
“Misalnya, dapur yang kurang pas atau ada kebakaran yang terjadi, itu harus ada asuransinya. Nah, ini sekarang sedang kami godok juga, kami kaji apakah dia menjadi bagian dari biaya operasional,” ungkapnya.
Kasus keracunan yang mungkin dialami oleh siswa penerima manfaat MBG juga telah diantisipasi oleh BGN melalui protokol keamanan makanan yang ketat. Tigor menegaskan bahwa setiap laporan keracunan akan ditindaklanjuti dengan evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan sampel makanan yang disimpan sebagai kontrol.
“Jangan-jangan itu makanan ada yang tersimpan atau dibawa murid itu pulang dan dimakan di rumah yang sudah tersimpan. Nah, bahkan kalau terjadi begitu, BGN tetap membantu untuk membiayai pengobatannya,” tegas Tigor.
Di tengah penyusunan sistem perlindungan ini, Tigor menekankan bahwa keberlangsungan kualitas makanan tetap menjadi prioritas. Ia memastikan biaya untuk bahan pangan tidak boleh dikurangi demi alokasi asuransi.
Baca Juga : 7 Gaya Penipuan Terbaru Sedot Rekening, dari Kode QR hingga Undangan
“Kami harus lihat biaya bahan pangannya tidak boleh berkurang dari Rp10 ribu. Nah, ini operasionalnya juga kami harus hitung dengan cermat,” pungkasnya.