breaking news
Home » AS Kirim Lebih dari 200 Imigran Venezuela ke El Salvador

AS Kirim Lebih dari 200 Imigran Venezuela ke El Salvador

Bagikan :

Sejumlah imigran Venezuela yang dideportasi AS terlihat berada di Tecoluca, El Salvador. (El Salvador presidential press office) ( sumber Metrotvnews )

Nusantara1News – Amerika Serikat telah menerbangkan lebih dari 200 imigran asal Venezuela, yang diduga terkait kelompok kriminal, ke El Salvador untuk menjalani penahanan. Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengonfirmasi langkah ini setelah Presiden AS, Donald Trump, menerapkan undang-undang masa perang yang kontroversial guna mempercepat deportasi. Senin (17/3) seperti di kutip dari Metrotvnews.

Baca Juga : Menteri Pendidikan Memperkenalkan 3 pilihan Libur Sekolah di Bulan Puasa

Deportasi ini tetap dilakukan pada Minggu meskipun seorang hakim federal AS sebelumnya mengeluarkan keputusan penangguhan sementara. Namun, pesawat yang membawa imigran tersebut sudah dalam perjalanan menuju El Salvador saat putusan dikeluarkan.

Pemerintah Venezuela mengecam tindakan ini, menuduh Trump telah “mengkriminalisasi” para imigran yang sebagian besar merupakan pekerja jujur dan bermartabat. Caracas juga menyebut deportasi ini melanggar hukum nasional maupun internasional.

Menanggapi keputusan hakim AS, Bukele memberikan reaksi santai di media sosial dengan menulis, “Ups… Terlambat,” disertai emoji tertawa sambil menangis.

Gedung Putih membela langkah ini, dengan juru bicara Karoline Leavitt menyatakan bahwa Trump menggunakan kewenangannya sebagai presiden dan panglima tertinggi untuk melindungi rakyat AS dari ancaman keamanan.

Bukele mengumumkan kedatangan 238 anggota Tren de Aragua, geng kriminal Venezuela, di negaranya melalui unggahan di media sosial. Ia juga membagikan video serta foto yang memperlihatkan para imigran dengan tangan diborgol, dijaga ketat saat dipindahkan dari pesawat ke kendaraan tahanan.

El Salvador akan menampung para imigran ini dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh AS. Namun, Bukele dan pejabat AS tidak mengungkap jumlah pasti biaya yang harus dibayarkan.

Trump menandatangani perintah penerapan Undang-Undang Musuh Asing tahun 1798 pada Jumat lalu, tetapi kebijakan tersebut baru diumumkan ke publik sehari setelahnya. Undang-undang ini sebelumnya hanya digunakan dalam perang besar, seperti Perang Dunia I dan II.

Baca Juga : Mensos Dorong Pendirian Sekolah Rakyat sebagai Wadah Cetak Agen Perubahan Bangsa

Dalam pertemuan bulan lalu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Bukele menawarkan negaranya sebagai tempat penahanan bagi anggota geng kriminal yang dideportasi dari AS, termasuk Tren de Aragua serta geng asal El Salvador, MS-13.

Editor : Nusantara1News


Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *