
Nusantara1News – Sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025 ratusan visa milik mahasiswa dan lulusan baru internasional telah dibatalkan. Beberapa dari mereka bahkan ditangkap oleh otoritas AS, Sabtu (19/4) dikutip dari CNBC Indonesia.
Dilaporkan oleh Al Jazeera, mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi mendukung Palestina di berbagai universitas AS sepanjang 2024 di tengah konflik sengit Israel-Gaza menjadi kelompok yang disasar pencabutan visa.
Baca Juga : Komisi DPR Jadwalkan Pemanggilan Mendikdasmen Terkait Sistem Baru PPDB dan UN
Tak hanya peserta aksi, individu yang memiliki keterkaitan tidak langsung dengan Palestina atau yang menyuarakan dukungan terhadap Gaza melalui media sosial juga ikut terdampak.
Pemerintah AS menuding mereka menyebarkan narasi anti-Yahudi dan pro-Hamas di lingkungan kampus. Namun, tuduhan ini dibantah keras oleh mahasiswa, kuasa hukum mereka, serta para aktivis.
Selain alasan politik, sebagian mahasiswa kehilangan visa karena pelanggaran ringan seperti pelanggaran lalu lintas.
Pada Maret lalu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyampaikan bahwa sekitar 300 visa telah dibatalkan. Namun, data dari American Immigration Lawyers Association menunjukkan angka yang jauh lebih besar lebih dari 4.700 pelajar telah dikeluarkan dari sistem Student and Exchange Visitor Information Systems (SEVIS), yang dikelola oleh US Immigration and Customs Enforcement.
Baca Juga : Komisi DPR Jadwalkan Pemanggilan Mendikdasmen Terkait Sistem Baru PPDB dan UN
Sementara itu, data lain dari National Association of Foreign Student Advisers (NAFSA) hingga 17 April mencatat setidaknya 1.400 mahasiswa kini menghadapi ancaman deportasi. Media pendidikan tinggi Inside Higher Ed melaporkan sebanyak 1.489 visa telah dicabut hingga tanggal tersebut.